Read Time: 5 minute(s)

Apa itu Validation Testing, Tujuan, Proses, dan Manfaatnya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Apa itu Validation Testing, Tujuan, Proses, dan Manfaatnya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Jika sebelumnya kita telah membahas integration dan unit testing, kini kita beralih ke validation testing, yang di mana ini mencakup keseluruhan pendekatan uji coba. 

Uji coba satu ini merupakan pengujian yang berguna untuk memastikan software memenuhi berbagai kebutuhan serta pengalaman pengguna. Selain itu, ini mematikan fungsi serta fiturnya dapat bekerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. 

Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai validation testing, berikut ini kami menjelaskan pengertian hingga prosesnya melalui artikel di bawah ini!

Pengertian Validation Testing

Validation testing adalah sebuah proses pengujian yang dilakukan untuk memastikan suatu produk, sistem, ataupun software dapat sesuai dengan kebutuhan serta harapan pengguna atau klien. Tujuan utama uji coba ini adalah untuk memastikan produk akhir berfungsi sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan sebelumnya. 

Validation testing biasanya dilakukan pada masa akhir pengembanga software, tepatnya sebelum produk tesebut diluncurkan secara massal ke pengguna. Selama proses penerapannya ini melibatkan banyak pengujian fitur mulai dari user interface, performa, dan lain sebagainya.

Selain itu, dalam pengujiannya juga validation testing melibatkan berbagai alat bantu dan teknik uji coba, antara lain sebagai berikut:

Unit Testing

Ini merupakan metode uji coba yang memastikan tiap unit atau komponen terkecil dari software berfungsi secara baik.

Integration Testing

Salah satu metode uji coba yang melibatkan lebih dari satu komponen, guna memastikan apakah integrasi antara komponen tersebut dapat berjalan dengan baik.

System Testing

Ini merupakan uji coba pada keseluruhan sistem software, dan memastikan semua fitur dan fungsi dapat bekerja sesuai dengan spesifikasinya. 

Acceptance Testing

Uji coba ini biasa dilakukan pada periode akhir pengembangan dan melibatkan pengguna akhir sebagai pengujinya. Ini untuk memastikan software dapat memenuhi kebutuhan dan harapan, serta mampu memberikan pengalaman terbaik, sebelum nantinya akan dirilis.

Manfaat Validation Testing

Tidak hanya membantu developer memastikan software sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir. Validation testing juga dapat mendatangkan manfaat lainnya, antara lain sebagai berikut ini:

1. Memastikan Kebutuhan Akhir Pengguna 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, validation testing berguna untuk memastikan software sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir. Selain itu ini merupakan bentuk validasi terkait fungsi software yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan sebelumnya.

2. Mengidentifikasi Permasalahan Sebelum Perilisan 

Bug atau error dalam pengembangan aplikasi merupakan makanan sehari-hari. Maka dari itu perlu adanya uji coba atau testing untuk memastikan hal ini tidak terjadi. Sama seperti peran validation testing yang bermanfaat sebagai pencegahan dan penekan resiko terjadinya masalah pada software pada saat nanti dirilis. 

3. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan 

Software yang sudah melakukan validation testing akan mampu meningkatkan kepercayaan pelanggan. Sebab kehadiran aplikasi tersebut mampu memenuhi persyaratan serta pengalaman pengguna. Sehingga pada akhirnya ini juga akan berpengaruh pada rendahnya ulasan buruk dan juga pengembalian atau penghapusan produk software. 

4. Meningkatkan Kualitas Software 

validation testing membantu meningkatkan kualitas keseluruhan software. Validasi memastikan bahwa software telah diuji secara menyeluruh dan memenuhi persyaratan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.

5. Menjaga Reputasi dan Finansial 

Dengan software yang berkualitas dan sudah teruji melalui validation testing, akan mampu meningkatkan reputasi dan mencegah kerugian finansial. Ini dapat terjadi dikarenakan proses acidas mampu mendatangkan produk anti rusak atau cacat, sehingga ini dapat mengurangi resiko penarikan produk dan masalah hukum yang pada akhirnya berdampak pada kerugian finansial.

Proses Validation Testing

Untuk memaksimalkan manfaatnya, proses validation testing haruslah dilakukan secara struktur dan sederhana. Berikut merupakan langkah-langkah melakukan uji coba validasi berdasarkan data dari softwaretestinghelp.com, selengkapnya di bawah ini:

1. Perencanaan Pengujian (Test Planning)

Tahap pertama dalam proses validation testing adalah perencanaan pengujian. Pada tahap ini, tim developer merumuskan rencana pengujian yang mencakup tujuan pengujian, ruang lingkup, pendekatan, sumber daya yang dibutuhkan, dan jadwal pelaksanaan pengujian. Perencanaan ini juga menentukan matrik dan kriteria keberhasilan yang akan digunakan untuk menilai hasil pengujian.

2. Penyusunan Kasus Uji (Test Case Design)

Setelah perencanaan pengujian selesai, langkah berikutnya adalah menyusun kasus uji. Kasus uji adalah skenario yang akan dijalankan selama pengujian untuk memverifikasi bahwa software bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setiap kasus uji harus mencakup langkah-langkah yang jelas, data uji yang dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan.

3. Pelaksanaan Pengujian (Test Execution)

Pada tahap ini, kasus uji yang telah disusun dijalankan pada software yang telah dikembangkan. Pengujian dilakukan dalam lingkungan yang menyerupai kondisi dunia nyata untuk memastikan bahwa software dapat berfungsi dengan baik dalam skenario penggunaan yang sesungguhnya. Setiap hasil pengujian dibandingkan dengan hasil yang diharapkan untuk mendeteksi adanya cacat atau masalah.

4. Evaluasi Hasil Pengujian (Test Evaluation)

Setelah semua kasus uji dilaksanakan, hasilnya akan dievaluasi untuk menentukan apakah software telah memenuhi persyaratan dan spesifikasi. Pada tahap ini, tim pengembangan mengidentifikasi cacat atau masalah yang ditemukan selama pengujian, dan menentukan apakah software perlu diperbaiki sebelum rilis.

5. Perbaikan dan Pengujian Ulang (Bug Fixing and Re-Testing)

Jika cacat atau masalah ditemukan selama pengujian, pengembang akan memperbaiki masalah tersebut, dan software akan diuji ulang untuk memastikan bahwa perbaikan tersebut berhasil dan tidak menimbulkan masalah baru. Proses ini dapat berulang beberapa kali hingga software dianggap layak untuk dirilis.

6. Dokumentasi dan Laporan Pengujian (Test Reporting)

Setelah semua pengujian selesai, tim pengujian menyusun laporan pengujian yang mendokumentasikan semua hasil pengujian, cacat yang ditemukan, dan tindakan yang telah diambil. Laporan ini juga memberikan rekomendasi apakah software siap untuk dirilis atau perlu perbaikan lebih lanjut.

7. Persetujuan dan Rilis (Approval and Release)

Jika software berhasil melalui semua tahap validation testing dan memenuhi kriteria keberhasilan, maka software akan mendapat persetujuan untuk dirilis. Pada tahap ini, software dianggap siap digunakan oleh pengguna akhir dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa masalah yang berarti.

Kesimpulan

Itulah pembahasan secara keseluruhan mengenai validation testing. Di mana ini merupakan bentuk uji coba yang berguna untuk memastikan produk software sesuai dengan kebutuhan pengguna. 

Untuk mendapatkan hasil tersebut, pendekatan ini melibatkan banyak uji coba lainnya mulai dari unit testing, integration testing, system testing, dan acceptance testing. 

Selain bermanfaat untuk memastikan produk sesuai dengan pengguna, validation testing juga mendatangkan manfaat lainnya seperti meningkatkan kepercayaan pelanggan, menjaga reputasi dan finansial, serta mampu menjadi alat identifikasi sebelum perilisan produk.

Artikel Terkait