Setelah membahas integration testing pada artikel sebelumnya, kini kita akan membahas pengujian software lainnya, yaitu unit testing.
Jika pada integration testing kita membahas tentang pengujian dan proses identifikasi pada dua komponen satu aplikasi yang saling terintegrasi. Maka kali ini, fokus pembahasan lebih berfokus pada pengujian tiap komponen di dalam software.
Untuk itu, agar pemahaman Anda lebih jelas mengenai metode pengujian satu ini simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian Unit Testing
Unit testing adalah salah satu metode pengujian pada suatu unit atau bagian komponen dari sebuah software. Biasanya, uji coba satu ini dilakukan sebelum integration testing, yang tujuannya untuk memastikan bahwa tiap bagian tersebut dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
Sederhananya ini seperti quality control pada sebuah produk otomotif yang di mana tiap bagiannya diperhatikan dan dievaluasi apakah dapat bekerja berdasarkan fungsinya. Jika dalam konteks pengembangan software, unit testing mencakup banyak hal muli dari unit function, class, dan method.
Berdasarkan dicoding, unit testing merupakan yang paling banyak di antara pengujian lainnya, yaitu integration testing dan end to end test. Namun selama proses uji cobanya, unit testing secara bersamaan juga yang paling cepat dan hanya memakan biaya yang rendah. Sebab dalam penggunaannya tidak bergantung pada sistem lainnya hanya berdasarkan function by function.
Fungsi Unit Testing
Dilansir dari Smartbear dan Amazon Web Services, unit testing merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena uji coba satu ini dapat menjalankan beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
Memverifikasi Akurasi Kode
Unit testing memungkinakn developer memeriksa apakah blok kode kecil, seperti fungsi atau metode, berjalan sesuai dengan logika yang diharapkan. Dengan begitu ini akan membantu verifikasi akurasi kode secara detail, sehingga potensi kesalahan dapat diidentifikasi lebih awal dan diperbaiki sebelum kode diluncurkan ke tahap berikutnya.
Isolasi dan Fokus Pengujian
Karena minim melibatkan komponen eksternal, unit testing membantu para developer lebih fokus pada satu bagian kode tertentu, sehingga hasil dari pengujian satu ini akan jauh lebih mudah menemukan dan memperbaiki kesalahan di dalamnya.
Peningkatan Kualitas Kode
Melalui perannya dalam memastikan tiap kode bekerja sesuai dengan kebutuhan, membuat unit testing secara tidak langsung meningkatkan keseluruhan software. Sebab kode yang telah melewati uji coba satu ini, cenderung lebih stabil dan memenuhi aspek fungsionalitas.
Deteksi Masalah Dini
Uni testing memberikan berbagai efisiensi fungsi ketika diterapkan salah satunya adalah kemampuan dalam mendeteksi masalah lebih awal selama proses pengembangan software. Dengan melaksanakan uji coba satu ini, developer dapat mengidentifikasi kesalahan dini, yang mampu menghemat waktu dan biaya untuk biaya perbaikan berkelanjutan.
Mempercepat Proses Pengembagnan
Unit testing juga secara tidak langsung memungkinkan developer bekerja lebih cepat dan efisien. Sebab selama uji cobanya ini dilakukan pada komponen yang lebih rinci, sehingga mereka tidak perlu menunggu pengujian sistem secara keseluruhan. Dengan begitu ini akan mempercepat siklus pengembagnan dan memungkinkan mereka melakukan perbaikan kode sesegera mungkin.
Dokumentasi Kode yang Lebih Baik
Selain memastikan efisiensi dan mempercepat progres pengembagnan. Unit testing juga berfungsi sebagai bentuk dokumentasi kode, yang mampu memberikan pemahaman kepada developer lainnya tentang bagaimana suatu kode seharusnya berfungsi. Ini merupakan hal yang penting karena sangat berguna selama periode pemeliharaan atau sewaktu-waktu adanya perubahan kode maupun penambahan fitur pada software di masa depan.
Memfasilitasi Refactoring Code
Refactoring merupakan proses perbaikan struktur kode tanpa perlu mengubah fungsionalitasnya. Dengan adanya unit testing, developer dapat melakukan refactoring dengan lebih percaya diri, karena mereka dapat memastikan bahwa perubahan yang dilakukan tidak merusak fungsi yang sudah ada.
Mendukung Pengembangan Berbasis Tes
Dalam metodologi Test Driven Development (TDD), unit test ditulis sebelum kode produksi. Hal ini membantu developer untuk merancang kode yang lebih bersih dan efisien, karena kode harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh tes tersebut sejak awal.
Karakteristik Unit Testing
Selama proses uji cobanya, kualitas unit testing yang efektif dapat ditentukan pada beberpa karakteristik tertentu seperti.
- Cepat: Unit testing harus memiliki karakteristik cepat selama eksekusinya. Sebab uji coba biasanya melibatkan banyak komponen. Sehingga ketika pengujian berlangsung lambat ini akan berdampak pada uji coba secara keseluruhan.
- Sederhana: Unit testing dirancang secara sederhana melalui pendekatan satu pertanyaan satu tes melalui pola AAA (Arrange, Act, Assert) untuk menjaga kejelasan proses uji coba keseluruhan.
- Isolasi: Dalam unit testing juga biasanya bekerja secara terpisah. Hal ini dilakukan agar pengujian berjalan secara lebih akurat.
- Konsisten: Selama unti testing hasilnya harus selalu sama, terlepas dari perubahan kode atau urutan pengujian. Semakin konsisten kode yang dihasilkan, maka akan semakin baik.
- Integrasi dengan CI: Karakteristik utama unit testing adalah integrasinya dengan pipeline continuous integration (CI). Integrasi ini memastikan tes dijalankan secara rutin dan mendeteksi masalah lebih cepat.
Cara Melakukan Unit Testing
Selain karakteristiknya, selama penerapannya unit testing melibatkan beberapa metode, berikut penjelasannya;
Black Box Testing
Teknik ini fokus pada pengujian aspek-aspek eksternal dari unit kode, seperti input, antarmuka pengguna (user interface), dan output. Penguji tidak perlu mengetahui detail internal kode, hanya memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan input yang diberikan.
White Box Testing
Dalam teknik ini, pengujian dilakukan dengan memperhatikan struktur internal kode. Penguji akan memberikan input dan memeriksa bagaimana sistem bekerja secara fungsional, termasuk desain internal dan kode modul. Ini mencakup pengujian logika dan aliran program untuk memastikan bahwa setiap jalur berjalan dengan benar.
Gray Box Testing
Gray box testing adalah gabungan dari black box dan white box testing. Dalam teknik ini, penguji melakukan pengujian dengan menggunakan pengetahuan tentang struktur internal kode, tetapi fokus utamanya tetap pada eksekusi kasus uji yang relevan dan analisis kinerja kode dari modul yang diuji.
Tools untuk Melakukan Unit Testing
Dalam memaksimalkan proses uji cobanya, unit testing umumnya menggunakan beberapa tools. Dilansir dari geekforgeeks, alat bantu tersebut meliputi;
Jtest
Sebuah alat pengujian Java yang menyediakan unit testing otomatis serta pemeriksaan kode. Jtest membantu dalam menganalisis kode untuk mencari bug dan memastikan kualitas tinggi dalam proses pengembangan perangkat lunak.
JUnit
Framework testing berbasis Java yang digunakan untuk menulis dan menjalankan uji unit pada aplikasi Java. JUnit adalah salah satu framework paling populer di kalangan developer Java dan memungkinkan eksekusi otomatis dari tes dan integrasi mudah dengan alat-alat lain.
NUnit
Mirip dengan JUnit, tetapi khusus untuk bahasa C#. NUnit digunakan untuk menjalankan uji unit pada proyek-proyek berbasis .NET, mendukung berbagai jenis tes, termasuk tes parameterisasi.
EMMA
Alat yang fokus pada analisis cakupan kode dalam aplikasi Java. EMMA memungkinkan pengembang untuk melihat bagian mana dari kode yang diuji dan mana yang tidak, membantu dalam mencapai cakupan yang lebih tinggi.
PHPUnit
Framework testing untuk PHP yang menyediakan alat untuk menulis dan menjalankan unit test pada aplikasi berbasis PHP. PHPUnit membantu developer dalam memastikan bahwa setiap bagian dari kode berfungsi sesuai harapan.
Itulah penjelasan secara keseluruhan mengenai unit testing, mulai dari pengertian hingga tools atau alat bantunya. Secara keseluruhan, unit testing adalah proses penting dalam pengembangan perangkat lunak untuk memastikan bahwa setiap unit kode berjalan sesuai fungsinya.
Ada berbagai teknik unit testing seperti Black Box, White Box, dan Gray Box testing yang masing-masing memiliki fokus dan kelebihan dalam memeriksa bagian kode tertentu. Tools seperti Jtest, JUnit, NUnit, EMMA, dan PHPUnit digunakan untuk memfasilitasi pengujian ini dalam berbagai bahasa pemrograman.
Namun, unit testing tidak selalu diperlukan, terutama dalam situasi di mana waktu terbatas, proyek UI/UX yang lebih fokus pada tampilan daripada logika, atau ketika berhadapan dengan kode legacy yang rumit. Di samping itu, unit testing memiliki karakteristik ideal seperti cepat, sederhana, terisolasi, konsisten, refaktor berkala, dan integrasi dengan pipeline CI untuk memastikan efisiensi dan kualitas kode yang optimal.
Dengan menerapkan unit testing yang tepat, pengembang dapat mendeteksi bug lebih awal, menjaga kualitas kode, dan mempercepat proses pengembangan perangkat lunak.