Read Time: 9 minute(s)

Mengenal Integration Testing: Pengertian, Manfaat, dan Tantangannya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Mengenal Integration Testing
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Testing merupakan salah satu hal yang harus dilakukan pada pengembagan software. Ini adalah sebuah pendekatan untuk memastikan aplikasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Serta sebagai bentuk verifikasi apakah perangkat yang telah dikembangkan dapat memberikan pengalaman maksimal kepada pengguna. 

Dalam konteks pengembangan software, testing memiliki banyak bentuk, dan pada artikel ini kita akan membahas salah satunya, yaitu integration testing. Jenis pengujian satu ini ditujukan untuk memastikan bug atau error pada komponen yang saling terintegrasi atau berhubungan. Sehingga tidaklah mengherankan bahwa metode pengujian satu ini memiliki peranan besar dalam pengembangan software. 

Untuk mengetahui seberapa besar dampak metode uji satu ini, berikut akan kami berikan penjelasan selengkapnya mulai dari pengertian, tipe, hingga manfaat yang akan didapatkan ketika programmer menerapkannya. Simak selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Integration Testing

Integration testing adalah proses pengujian antara dua aplikasi software, yang berfokus pada keakuratan, kecakapan, hingga kualitas antarmuka keduanya. Metode pengujian satu ini berguna untuk mengidentifikasi kesalahan interaksi pada dua unit software yang terintegrasi atau saling berhubungan. 

Tujuan integration testing secara keseluruhan adalah untuk mengidentifikasi masalah atau bug yang muncul saat berbagai komponen digabungkan dan berinteraksi satu sama lain. Selain itu dengan pengujian ini juga developer dapat mengetahui waktu interaksi yang dibutuhkan pada dua unit terintegrasi.

Integration testing biasa dilakukan setelah unit testing dan sebelum sistem testing. Melalui pengujian ini juga, software tester dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah integrasi di awal ssoklus pengembagan, yang pada akhirnya penerapan hal ini mampu mengurangi resiko yang lebih parah di masa depan. 

Tipe Integration Testing

Selama penerapannya integration testing terbagi menjadi tiga tipe. Di mana tiap tipenya memiliki pendekatan berbeda-beda. Walaupun begitu, peran dari uji coba ini tidaklah berbeda. yaitu untuk mempermudah proses pengujian. 

Untuk mengetahuinya secara lebih jelas berikut ini penjelasan dari SpaceO mengenai ketiga pendekatan tersebut; 

1. BIg Bang Approach 

Big Bang approach merupakan pendekatan yang melibatkan keseluruhan sistem software terintegrasi dalam satu kesatuan uji coba yang sama. Sederhananya, uji coba ini dilakukan untuk keseluruhan komponen di dalam software melalui satu uji coba saja. 

Pendekatan ini biasa dilakukan untuk pengujian perangkat software yang skalanya kecil. Jika diterapkan pada skala proyek yang lebih besar, Big Bang approach akan jauh lebih sulit. Sebab, nantinya proses debugging akan memakan waktu karena hasil wawasan yang kompleks pada satu kesatuan. 

2. Incremental Approach 

Incremental approach merupakan pendekatan komponen modul software terintegrasi secara bertahap. Dalam penerapannya, pendekatan satu ini memiliki dua jenis utama, antara lain sebagai berikut; 

Pendekatan Top Down 

Merupakan pendekatan uji coba yang dimulai dari komponen teratas lalu bergerak ke komponen terbawah dari sebuah hirarki sistem software. 

Selama pengujian, metode ini memerlukan  komponen sementara bernama, Stubs, untuk menstimulasikan perilaku komponen pada tingkat terbawah yang belum terintegrasi. 

Dengan pendekatan satu ini, memungkinkan developer melakukan pengujian lebih dulu pada komponen teratas dalam sebuah sistem software, seperti interface, navigasi, dan lain sebagainya. 

Pendekatan Bottom Up 

Merupakan pendekatan sebaliknya, yang di mana ini dimulai dari tingkatan terendah pada sistem software, lalu bergerak naik ke komponen teratas. 

Jika metode sebelumnya menggunakan stubs, maka pendekatan satu ini melibatkan komponen sementara bernama drivers. di mana ini berguna untuk menstimulasikan perilaku komponen tingkat atas yang belum terintegrasi. 

3. Sandwich Approach 

Pendekatan satu ini biasa juga disebut dengan pendekatan hybrid atau campuran. Dalam penerapannya ini melibatkan dua metode sekaligus yaitu, top down dan bottom up. 

Keterlibatan dua metode tersebut, memungkinkan developer melakukan uji coba komponen atas dan bawah pada sistem aplikasi secara bersamaan. 

Pendekatan satu ini banyak ditemukan pada proyek dengan metodologi agile dan scrum. Di mana uji cobanya dilakukan pada setiap akhir fase sprint. Hal ini bertujuan agar developer mendapatkan umpan balik serta wawasan yang berguna untuk perbaikan secara terus menerus selama pengembangan software. 

Manfaat Integration Testing

Bug atau error pada software akan terus berdatangan selama proses pengembangan. Sebaik apapun coding tersusun, kemungkinan munculnya kesalahan akan selalu ada. 

Terlebih jika penyelesaian suatu proyek dikerjakan oleh banyak orang. Dengan metode serta pengetahuan yang berbeda-beda tentu hal ini akan meningkatkan potensi hadinya bug ataupun error pada sistem. 

Maka dari itu, untuk mencari, mengidentifikasi, serta menyelesaikan permasalahan bug ini dilakukan lah integration testing. 

Integration testing dapat dikatakan sebagai salah satu komponen pengujian paling penting selama proses pengembangan software. Fungsinya yang mampu mengidentifikasi berbagai kesalahan seperti bug ataupun error akan membantu developer dalam melakukan perbaikan. 

Namun manfaat yang diberikan metode pengujian ini tidak hanya sampai situ saja. Lebih dari pada itu, integration testing mampu mendatangkan banyak manfaat lainnya, seperti apa yang telah dijelaskan oleh codeacademu, antara lain sebagai berikut; 

Membantu Verifikasi Modul

Tidak jarang dalam proyek besar proses pengembangan dipecah menjadi beberapa bagian atau modul. Inilah yang nantinya akan diuji oleh integration testing, guna memastikan semua komponen yang terpecah dapat berinteraksi dengan baik untuk mencapai tujuan pengembangannya.

Memastikan Integritas Data 

Dalam penerapannya integration testing juga dapat digunakan sebagai regression testing, yang dimana penggunaanya untuk memastikan tidak adanya perubahan atau kerusakan tidak disengaja. 

Menjadi Tools Pengujian Berbasis Skenario Pengguna 

Melalui integration testing, seorang developer mampu melakukan pengujian berbasis pengguna. Hal ini sangatlah penting untuk memastikan software dapat berjalan dan beroperasi secara baik dan benar. Berdasarkan skenario ini pula, produk akhir software yang telah dikembangkan dengan baik dapat memberikan peningkatan pada kepuasan pelanggan.  

Berperan Sebagai Third-party Testing 

Integration testing juga bermanfaat untuk mengidentifikasi apakah tiap kelompok modul di dalam software dapat berinteraksi secara baik dengan API (Application Programming Interface). Hasil wawasan ini nantinya akan dijadikan salah satu fondasi ketika acceptance testing, guna memastikan produk akhir nantinya dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. 

Cara Melakukan System Integration Testing

Cara Melakukan System Integration Testing
Cara Melakukan System Integration Testing

Melakukan integration testing pada sistem software bukanlah satu perkara yang mudah. Perlu beberapa langkah tepat agar proses pengujian ini tidak mengganggu fungsi software secara keseluruhan. 

Sebagai panduan yang jelas, berikut ini merupakan langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk melakukan integration testing; 

1. Identifikasi Komponen

Langkah pertama dalam integration testing adalah mengidentifikasi tiap komponen terintegrasi pada software. Komponen ini mencakup frontend, backend, database, dan third party service. Identifikasi ini sangat penting untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewat selama proses pengujian.

2. Membuat Rencana Pengujian

Setelah mengidentifikasi komponen, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pengujian, yang mencakup skenario dan uji coba kasus. Selama penyusunan rencana, haruslah mencakup pengujian aliran data, protokol komunikasi, dan penanganan kesalahan. Dengan rencana yang tersusun dengan baik, pengujian dapat dilakukan secara lebih terstruktur dan menyeluruh.

3. Menyiapkan Lingkungan Pengujian

Untuk mendapatkan hasil uji yang maksimal dan akurat, seorang tester harus menyiapkan lingkungan pengujian. Pengujian harus dilakukan pada lingkungan yang mencerminkan kondisi nyata penggunaan perangkat tersebut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan wawasan terkait masalah yang muncul selama pengujian berdasarkan fakta lapangan. Sehingga hal ini mampu dijadikan acuan perbaikan lebih lanjut, sebelum nantinya disebarluaskan. 

4. Melaksanakan Pengujian

Setelah semua skenario telah siap, pengujian dapat dilakukan. Sebagai pertimbagnan lakukanlah pengujian dimulai dari skenario yang paling kritis dan kompleks. Dokumentasikan semua bug, error, atau masalah yang ditemukan selama pengujian. Ini dapat digunakan sebagai wawasan yang nantinya akan ditindaklanjuti lebih lanjut.

Baca Juga: Mengenal Bug Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya

5. Menganalisis Hasil Pengujian

Setelah pengujian selesai, hasil pengujian harus dianalisis untuk mengidentifikasi bug, error, atau masalah yang perlu diperbaiki. Analisis ini mungkin melibatkan kerja sama dengan tim developer untuk memperbaiki bug atau melakukan perubahan pada arsitektur aplikasi. Dengan demikian, kualitas aplikasi dapat terus ditingkatkan.

6. Mengulangi Pengujian

Setelah semua kesalahan diperbaiki, integration testing harus diulang kembali untuk memastikan keberhasilan perbaikan dan memastikan fungsionalitas aplikasi tetap sesuai dengan harapan. Pengulangan ini juga penting untuk memastikan bahwa perubahan tidak menimbulkan masalah baru di bagian lain dari aplikasi.

Kapan Harus Melakukan Integration Testing?

Setelah mengetahui tata cara integration testing, pertanyaan baru pun timbul mengenai kapan harus melakukan integration testing? 

Seperti penjelasan pada bagian pengertian, integration testing biasa dilakukan pada sesaat setelah dilakukannya unit testing dan sebelum sistem testing. 

Selain itu, dilansir dari spaceO technology, integration testing juga dapat dilakukan setelah periode akhir sprint, jika sebuah tim developer menggunakan metodologi agile. Sehingga penerapannya ini memungkinkan adanya wawasan dan perbaikan secara terus menerus selama proses pengembangan aplikasi. 

Tantangan Dalam Melakukan Integration Testing

Walaupun dilengkapi dengan berbagai macam pendekatan serta tata cara yang terstruktur. Dalam penerapannya, tidak jarang metode pengujian satu ini menemukan berbagai tantangan. Beberapa masalah tersebut adalah seperti berikut; 

Kompleksitas Sistem

Tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini sistem aplikasi modern kian hari semakin kompleks, dengan banyak lapisan komponen di dalamnya. Sehingga ini berpengaruh juga pada lama waktu proses uji cobanya serta verifikasinya kompatibilitas dan interaksinya yang semakin rumit.

Pertukaran Data

Mengelola dan mengatur pertukaran data tiap komponen di dalam software merupakan hal yang rumit. Selain harus memastikan aliran data berjalan dengan lancar, tantangan lainnya adalah memastikan tidak adanya data yang hilang selama proses pengolahan tersebut. 

Titik Integrasi

Melakukan identifikasi serta uji coba pada titik integrasi juga merupakan hal yang rumit untuk dilakukan. Kesalahan pada satu bagian titik integrasi saja akan menyebabkan kegagalan pada sistem. 

Ketergantungan Eksternal

Tantangan terakhir adalah masalah pada sistem eksternal. Sering kali, integration testing melibatkan komponen lainnya seperti database, API, ataupun layanan pihak ketiga. Maka dari itu diperlukan pengujian pada tiap komponen tersebut, dan kesalahan integrasi pada ketiganya dapat menimbulkan masalah tersendiri. 

Kesulitan Melakukan System Integration? Temukan Talent IT Berkualitas dari Lawencon!

Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas untuk mengatasinya berbagai permasalah tersebut perusahaan memerlukan talenta IT berkualitas, terbaik, dan berkompetensi tinggi. Ini tidak hanya memaksimalkan proses integration testing tapi juga mampu memberikan hasil produk software yang berkualitas.  

Untuk mendapatkan talenta IT berkualitas tentunya memiliki tantangan tersendiri. Mulai dari persaingan dari kompetitor, hingga keterbatasan sumber daya di pasar talenta. Selain itu, ketika melakukan proses rekrutmen secara mandiri, terkadang menimbulkan berbagai masalah tertentu yang juga berdampak pada operasional maupun finansial perusahaan. 

Untuk itu, guna menanggulangi hal ini kami akan memberikan penawaran menarik berupa penggunaan jasa outsource dari Lawencon International. 

Lawencon sebagai salah satu jasa outsource terbaik di Indonesia menyediakan berbagai talenta IT yang mampu menyesuaikan kebutuhan Anda. Talenta-talenta tersebut dilengkapi dengan berbagai kemampuan serta keterampilan yang juga mampu mendukung perkembangan bisnis Anda. 

Bersama Lawencon, perusahaan tidak perlu mengkhawatirkan tentang proses rekrutmen yang mahal dan ribet. Anda hanya perlu menghubungi kami dan berkonsultasi. Nantinya hasil dari konsultasi tersebut akan kami konversikan menjadi sumber daya yang berkualitas dan mampu berdampak signifikan di dalam internal perusahaan. 

Maka dari itu, segera alihkan pencarian talenta Anda bersama Lawencon International. Rasakan kemudahan serta pengalaman terbaik selama mencari talenta IT berkualitas.

Hubungi kami di sini, untuk informasi dan penawaran terbaik lainnya!

Artikel Terkait