Read Time: 12 minute(s)

Software Tester: Tugas, Skill, Tools, dan Gajinya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Software Tester: Tugas, Skill, Tools, dan Gajinya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Di era digital yang terus berkembang, perusahaan semakin mengandalkan software untuk mendukung operasi dan inovasi mereka. Dalam konteks ini, peran software tester menjadi sangat penting. 

Software tester bertugas memastikan bahwa software dapat berfungsi dengan baik, bebas dari bug, dan aman digunakan. Dengan meningkatnya kompleksitas teknologi dan tuntutan pasar, kebutuhan akan profesional yang ahli dalam software testing semakin mendesak. 

Dengan begitu, tidak hanya perusahaan ini juga menjadi peluang karir yang besar bagi Anda jika berminat dalam dunia teknologi dan bisnis. Maka dari itu simak informasi lebih lanjut di bawah ini untuk memahami bagaimana karir ini dapat menjadi pilihan yang menjanjikan di dunia teknologi saat ini.

Mengenal Software Tester

Software tester adalah seorang profesional di bidang teknologi yang menggunakan keahlian dan pemahaman mereka tentang software untuk memastikan bahwa software dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan harapan, dan minim bug.

Dalam menjalankan tugasnya, software tester membagi metode pengerjaannya menjadi tiga jenis untuk membantu mereka dalam menguji komputer secara efisien. Metode-metode tersebut antara lain: 

  1. Manual Tester: Melakukan testing yang melibatkan software secara manual tanpa menggunakan alat bantu otomatis.
  2. Automation Tester: Menggunakan tools otomatis untuk menjalankan tes, yang memungkinkan testing lebih cepat dan efisien.
  3. Performance Tester: Fokus pada testing kinerja software, seperti kecepatan, scalability, dan kestabilan.

Dengan pengujian tersebut, perusahaan dapat memastikan bahwa produk yang mereka kembangkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna, tetapi juga aman dan bebas dari masalah yang dapat mengganggu pengalaman pengguna.

Tugas dan Tanggung Jawab

Secara umum software tester memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memastikan software yang dikembangkan berfungsi sesuai harapan dan bebas dari masalah. Namun, lebih daripada itu ada hal atau aktivitas lain yang mereka kerjakan seperti berikut ini:

1. Meninjau Persyaratan Software dan Membuat Skenario Testing

Sebelum memulai testing, software tester meninjau persyaratan dan spesifikasi software secara menyeluruh. Dari sini, mereka membuat skenario testing yang akan digunakan untuk memastikan bahwa semua fitur dalam software bekerja dengan benar. Skenario ini mencakup berbagai situasi yang mungkin dihadapi pengguna saat menggunakan produk.

2. Mendeteksi dan Menganalisis Cacat atau Masalah

Selama proses, software tester bertugas mendeteksi bug atau cacat yang ada di dalam software. Mereka menganalisis setiap masalah yang ditemukan untuk memahami penyebabnya dan dampaknya terhadap kinerja software. Setelah itu, bug ini dilaporkan kepada tim pengembangan untuk diperbaiki.

3. Berkolaborasi dengan Tim untuk Mengembangkan Sistem Testing yang Efisien

Software tester tidak bekerja sendirian, mereka perlu berkolaborasi dengan developer, product owner, dan anggota tim lainnya untuk mengembangkan sistem testing yang efisien. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa proses pengujian berjalan lancar dan semua masalah yang teridentifikasi telah diperbaiki sebelum produk dirilis ke publik.

4. Melaporkan Temuan Utama kepada Manajer dan Eksekutif Senior

Temuan-temuan penting dari proses pengujian, terutama bug yang berdampak besar, dilaporkan kepada manajer atau eksekutif senior. Laporan ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai apakah produk siap diluncurkan atau masih perlu perbaikan lebih lanjut.

5. Merancang dan Membuat Sistem Pengujian Otomatis dengan Menggunakan Kode Komputer

Agar pengujian lebih efisien, software tester sering menggunakan berbagai peralatan. Mereka merancang dan membuat sistem pengujian otomatis yang bisa menjalankan tes berulang kali tanpa campur tangan manual. Ini memungkinkan testing yang lebih cepat dan akurat, terutama untuk software yang kompleks.

6. Berkoordinasi dengan Klien untuk Memahami Persyaratan Produk

Kadang-kadang, software tester perlu berinteraksi langsung dengan klien untuk memahami kebutuhan dan persyaratan spesifik mereka. Ini penting untuk memastikan bahwa pengujian yang dilakukan sudah sesuai dengan harapan klien dan memenuhi fungsionalitas yang diinginkan.

7. Memberikan Feedback dan Bantuan dalam Desain atau Fungsi Software

Selain menemukan bug, software tester juga memberikan feedback kepada tim developer mengenai desain atau fungsionalitas. Saran mereka dapat membantu meningkatkan kualitas akhir produk, minim bug, tetapi juga mudah digunakan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Keterampilan yang Dibutuhkan

Guna menunjang tugas dan tanggung jawabnya agar berjalan secara efektif, seorang software tester memerlukan beberapa keterampilan penting. Berikut ini adalah keterampilan yang harus dimiliki untuk menjalankan tugas: 

1. Keterampilan Analitis

Keterampilan analitis sangat penting bagi software tester karena membantu mereka memeriksa program komputer dengan lebih teliti dan mengidentifikasi tantangan atau bug dalam software. 

Dengan keterampilan ini, mereka dapat menganalisis berbagai aspek dari software untuk menemukan masalah yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan awal. Selain itu, kemampuan analitis juga memungkinkan mereka untuk memberikan saran atau rekomendasi kepada klien tentang cara memperbaiki program dan membuatnya lebih ramah pengguna.

2. Komunikasi

Keterampilan selanjutnya adalah  komunikasi. Ini sangat penting bagi software tester dalam beberapa aspek pekerjaan mereka. 

Mereka sering kali harus menyampaikan informasi penting kepada klien, mendiskusikan kendala dalam perbaikan, dan memahami tujuan atau sasaran dari program tertentu. Komunikasi tertulis juga sangat berguna ketika mereka harus membuat laporan pengujian untuk manajer atau klien.

3. Keterampilan Organisasi

Software tester sering kali perlu memeriksa beberapa produk secara bersamaan dan mengirimkan laporan tentang masalah atau bug dalam program tersebut sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. 

Oleh karena itu, keterampilan organisasi menjadi sangat penting untuk membantu mereka mengelola waktu dengan lebih efisien, memprioritaskan pekerjaan berdasarkan tenggat waktu, dan membagi tanggung jawab harian mereka menjadi jadwal dan daftar tugas yang berguna.

4. Pengetahuan tentang Sistem Komputer

Selain memahami konsep-konsep dasar pemrograman, penting bagi software tester untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang database komputer, automation program, dan alat testing lainnya.

Dengan pengetahuan ini, mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih mudah dan efisien, serta menjadi lebih menonjol di mata calon pemberi kerja.

Cara Menjadi Software Tester

Menjadi software tester adalah langkah yang menarik untuk memasuki dunia teknologi, terutama dengan semakin tingginya permintaan akan software berkualitas. Selain keterampilan yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah langkah-langkah umum untuk memulai karir sebagai software tester, berdasarkan referensi dan praktik internasional:

1. Memperoleh Gelar Sarjana

Langkah pertama untuk menjadi software tester adalah mendapatkan gelar sarjana di bidang yang relevan, seperti Teknik Informatika, Ilmu Komputer, atau Matematika. 

Meskipun beberapa perusahaan mungkin mempertimbangkan pengalaman dan pelatihan yang relevan, gelar sarjana memberikan dasar pengetahuan yang solid dan dapat membantu Anda memahami berbagai aspek software development dan pengujiannya.

2. Mempelajari Pemrogramman

Keterampilan programming sangat berharga untuk seorang software tester. Mempelajari bahasa pemrograman seperti Java, Python, atau C# dapat membantu Anda mengidentifikasi masalah dan mengembangkan testing. Anda dapat memperoleh keterampilan ini melalui kursus, bootcamps, atau program sertifikasi.

3. Mencari Pengalaman yang Relevan

Setelah mempelajari cara programming dan memiliki pendidikan yang relevan. Pengalaman praktis juga sangat penting untuk membangun karir sebagai software tester. Ada beberapa cara untuk mendapatkan pengalaman yang relevan:

  • Magang: Magang di perusahaan teknologi dapat memberikan pengalaman langsung dengan software dan proses pengujian.
  • Proyek Pribadi: Mengerjakan proyek pribadi atau bergabung dengan proyek open-source dapat membantu Anda mempraktikkan keterampilan pengujian dan mendapatkan pengalaman praktis.
  • Volunteer: Terlibat dalam komunitas teknologi atau organisasi non-profit yang membutuhkan pengujian dapat memberikan pengalaman tambahan.

4. Mendapatkan Sertifikasi

Langkah selanjutnya untuk menambah peluang Anda berkarir sebagai software tester adalah dengan mendapatkan sertifikasi. Walaupun tidak selamanya menjadi persyaratan wajib, tapi sertifikasi dapat membantu meningkatkan kredibilitas Anda dan membedakan dari pelamar lainnya. Beberapa sertifikasi penting di bidang software testing meliputi:

  • International Software Testing Qualifications Board (ISTQB): Sertifikasi ini bersifat vendor-neutral dan mencakup berbagai aspek testing. Ini memberikan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pengujian dan metodologi yang digunakan secara internasional.
  • Certified Software Tester (CSTE): Sertifikasi ini menguji pengetahuan Anda tentang software testing, quality control, dan praktik IT. Untuk memenuhi syarat, Anda biasanya memerlukan gelar sarjana dan beberapa tahun pengalaman terkait.

5. Terus Belajar dan Berkembang

Tidak hanya sampai di situ, langkah terakhir dan paling penting yang harus Anda lakukan adalah belajar dan terus berkembang 

Kian waktu berjalan industri teknologi semakin berkembang, jadi penting untuk terus belajar dan memperbarui keterampilan Anda. Ikuti tren terbaru, pelajari alat dan teknik baru, dan pertimbangkan untuk bergabung dengan komunitas profesional di berbagai forum.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, langkah Anda dalam memulai karir sebagai software tester dapat dimulai. Ini juga menjadi salah satu fondasi yang kuat untuk kesuksesan dalam berkarir.

Tools yang Dibutuhkan

Menarik pembahasan sebelumnya, setelah mengetahui tugas, keterampilan yang dibutuhkan, langkah-langkah memulai karirnya, kini kita beranjak pada informasi teknisnya yaitu tools. 

Sebagai seorang software tester tentunya memiliki beberapa pilihan tools untuk menunjang tugas mereka agar jauh lebih efisien dan efektif. Alat-alat tersebut dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain sebagai berikut ini:

1. Alat Pengujian Manual

  • Jira: Alat manajemen proyek yang sangat populer di kalangan tim pengujian untuk melacak bug, masalah, dan status pengujian. Jira membantu tim dalam mengelola dan memprioritaskan bug, serta merencanakan dan melacak kemajuan pengujian melalui berbagai fitur manajemen proyek.
  • Bugzilla: Sistem pelacakan bug open-source yang memungkinkan tim pengujian untuk mencatat, melacak, dan mengelola bug serta masalah dalam software secara efisien. Bugzilla mendukung kolaborasi dan memberikan transparansi mengenai status bug.
  • TestRail: Alat manajemen tes yang memungkinkan pengguna untuk merencanakan, melacak, dan melaporkan hasil tes. TestRail mempermudah pembuatan dan pengelolaan rencana pengujian serta pelaporan hasil pengujian dengan interface yang intuitif dan fitur pelaporan yang kuat.

2. Alat Pengujian Otomatis

  • Selenium: Alat otomasi pengujian yang mendukung berbagai bahasa pemrograman dan browser. Selenium digunakan untuk mengotomatisasi pengujian fungsional pada aplikasi web, memungkinkan pengujian yang lebih cepat dan efisien melalui script otomatis.
  • Appium: Alat otomasi yang mendukung pengujian aplikasi mobile, baik untuk Android maupun iOS. Appium memungkinkan pengujian aplikasi mobile dengan menggunakan berbagai bahasa pemrograman dan menawarkan fleksibilitas dalam pengujian aplikasi lintas platform.
  • JUnit: Framework pengujian yang khusus untuk aplikasi Java. JUnit digunakan untuk menulis dan menjalankan tes unit, membantu memverifikasi bahwa bagian-bagian kecil dari kode berfungsi dengan benar. Ini sangat berguna dalam pengembangan berbasis unit testing.
  • TestNG: Framework pengujian yang mirip dengan JUnit tetapi menawarkan fitur tambahan, seperti pengujian paralel dan konfigurasi yang lebih fleksibel. TestNG mendukung berbagai skenario pengujian dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan proyek.

3. Alat Pengujian Kinerja

  • JMeter: Alat pengujian kinerja yang digunakan untuk menguji dan menganalisis kinerja aplikasi web. JMeter memungkinkan pengguna untuk mengukur kecepatan, kapasitas, dan kinerja sistem di bawah beban dengan menyediakan laporan dan grafik yang komprehensif.
  • LoadRunner: Alat pengujian beban dan kinerja dari Micro Focus yang memungkinkan pengguna untuk mensimulasikan berbagai beban pengguna dan mengidentifikasi masalah kinerja. LoadRunner membantu dalam mengevaluasi seberapa baik aplikasi dapat menangani volume pengguna yang tinggi.
  • Gatling: Alat pengujian kinerja berbasis Scala yang dirancang untuk menguji kinerja aplikasi web. Gatling menyediakan fitur untuk menulis skenario pengujian yang kompleks dan menghasilkan laporan analisis kinerja yang mendetail.

4. Alat Pengujian API

  • Postman: Alat yang digunakan untuk menguji dan mengelola API dengan memungkinkan pengguna untuk mengirim permintaan HTTP, memeriksa respons, dan membuat skrip pengujian. Postman sangat berguna untuk pengujian API RESTful dan SOAP serta dokumentasi API.
  • SoapUI: Alat pengujian API yang mendukung pengujian SOAP dan RESTful. SoapUI memungkinkan pengguna untuk membuat dan menjalankan tes fungsional serta mengukur kinerja API, menjadikannya alat penting untuk pengujian layanan web.

5. Alat Pengujian Keamanan

  • OWASP ZAP (Zed Attack Proxy): Alat pengujian keamanan open-source yang digunakan untuk menemukan kerentanan dalam aplikasi web. ZAP menyediakan berbagai fitur untuk pemindaian otomatis dan manual, membantu mengidentifikasi potensi masalah keamanan.
  • Burp Suite: Alat pengujian keamanan yang menyediakan berbagai fitur untuk menganalisis dan mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi web. Burp Suite digunakan secara luas oleh profesional keamanan untuk melakukan pengujian penetrasi dan analisis keamanan.

6. Alat Pengujian UI/UX

  • Sikuli: Alat pengujian otomatis yang menggunakan pengenalan gambar untuk berinteraksi dengan interface pengguna grafis (GUI). Sikuli memungkinkan pengujian visual dengan mencari dan berinteraksi dengan elemen GUI, yang berguna untuk aplikasi dengan UI kompleks.
  • Katalon Studio: Platform otomasi pengujian yang mendukung pengujian fungsional, API, dan UI. Katalon Studio menawarkan interface pengguna yang ramah serta kemampuan untuk mengintegrasikan dengan berbagai alat lain, membuatnya pilihan populer untuk pengujian otomatis yang komprehensif.

Itulah beberapa alat berdasarkan kategorinya. Masih banyak lagi jenis alat yang dapat digunakan oleh software tester dalam mengefisiensikan dan efektivitas tugas mereka.

Alat-alat tersebut membantu software tester dalam mengelola, otomatisasi, dan menganalisis berbagai aspek dari pengujian. Dengan memanfaatkan alat-alat ini, tester dapat memastikan bahwa software yang diuji memenuhi standar kualitas yang tinggi dan berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi.

Gaji dan Prospek Karir

Software tester saat ini menjadi pilihan karir yang menarik. Walaupun tugas dan kemampuan yang harus dimiliki terbilang spesifik dan kompleks, namun prospek kerja yang ditawarkan oleh karir ini tidak main-main, berikut adalah beberapa tingkatan karir yang dapat Anda capai ketika memilih karir sebagai software tester.

  1. QA Analyst – I (Fresher): Memulai karir sebagai analisis pengujian dengan tanggung jawab dasar dalam testing dan pelaporan bug.
  2. Sr. QA Analyst – II (Pengalaman > 2 Tahun): Mengambil tanggung jawab lebih besar, termasuk pengujian yang lebih kompleks dan mungkin mengawasi junior tester.
  3. QA Team Coordinator (Pengalaman > 5 Tahun): Memimpin tim pengujian, merencanakan pengujian, dan memastikan kualitas serta kepatuhan terhadap standar.
  4. Manager – QA (Pengalaman > 8 Tahun): Mengelola departemen pengujian, mengkoordinasikan proyek, dan berinteraksi dengan manajemen tingkat atas.
  5. Senior Manager – QA (Pengalaman > 12 Tahun): Menangani pengujian di tingkat strategis, pengembangan metode dan proses, serta bertanggung jawab atas pengelolaan tim besar.
  6. Architect – QA (Pengalaman > 16 Tahun): Merancang strategi pengujian tingkat tinggi dan mengimplementasikan solusi pengujian canggih.
  7. Principal QA (Pengalaman > 18 Tahun): Memimpin dan memberikan arah strategis untuk semua kegiatan pengujian di organisasi.

Prospek jelas serta peran pentingnya di perusahaan juga menjadikan software tester menjadi karir yang memiliki upah cukup tinggi. Berdasarkan data dari Indeed gaji seorang Quality Assurance Analyst and Taser per tahunnya sekitar $45,000 – $75,000 untuk entry level, dan pengalaman sekitar 3-5 tahun akan diupah sebesar $95,000 – $150,000 per tahun. Masih dari indeed, untuk 10% individu terbaik di sektor software testing telah menghasilkan lebih dari $164,000 per tahun.

Di Indonesia sendiri, software testing memiliki pendapatan sebesar; 

Entry-Level (Fresher): Sekitar IDR 5 juta – IDR 10 juta per bulan.

Sedangkan Pengalaman 3-5 Tahun: Gaji dapat meningkat menjadi IDR 10 juta – IDR 20 juta per bulan.

Walaupun berdasarkan perbandingannya lebih rendah, namun upah yang diberikan tetap bervariasi berdasarkan pada perusahaan, lokasi, dan keterampilan spesifik yang dimiliki oleh seorang software tester.

Rekrut Software Tester dari Lawencon untuk Mempermudah Bisnis Anda!

Dari sisi perusahaan dan dalam dunia bisnis yang semakin bergantung pada teknologi, memastikan kualitas software menjadi prioritas utama. Menghadirkan sumber daya manusia yang mampu berperan sebagai software testing juga bukan perkara yang mudah. Untuk itu, Lawencon International hadir dan mampu memberikan Anda pekerja terbaik dalam bidang ini.

Lawencon menawarkan solusi IT outsourcing software tester profesional untuk mendukung kebutuhan bisnis Anda. Tim kami terdiri dari para tester berpengalaman dengan pengetahuan mendalam tentang berbagai alat dan teknik terbaru, dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda.

Dengan menggunakan IT outsource Lawencon, Anda dapat menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan internal, serta mendapatkan dukungan untuk meningkatkan kualitas software anda. Kunjungi Lawencon dan hubungi kami sekarang juga untuk membantu anda mencari software tester terbaik!

Artikel Terkait