Pernahkan Anda mendengar kata bug? Ya jika Anda seorang yang familiar dengan software mungkin bisa menjabarkan apa definisinya.
Namun bagi orang awam atau hanya sekedar bermain game saja, hanya tahu istilah ini pada bagian luarnya saja, karena program atau aplikasi yang mereka gunakan tidak berjalan dengan baik.
Nah untuk itu, tanpa berlama-lama lagi. Berikut akan kami jabarkan penjelasan mengenai bug serta jenis, dampak, hingga cara mengatasinya. Simak selengkapnya di bawah ini!
Apa itu Bug
Bug adalah suatu kondisi di mana sebuah aplikasi maupun software tidak berjalan dengan semestinya. Ini biasanya terjadi dikarenakan adanya cacat atau rusak di bagian tertentu pada komponen software.
Saat ini kita mengenal bug sebagai anomali di suatu software. Kondisi ini bisa terjadi dalam banyak bentuk seperti matinya layar secara tiba-tiba, blue screen, pun melibatkan karakter di dalam game yang mampu menembus tembok.
Namun, di awal penemuannya istilah bug bukan digunakan untuk mendefinisikan keanehan pada software, melainkan untuk sebuah hardware.
Dilansir dari BBVAOpenMind, saat itu salah satu pengembang komputer terkemuka, Grace Hopper, menemukan kejanggalan pada proyeknya. Usut punya usut ini setelah ditelusuri lebih lanjut kegagalan itu disebabkan oleh serangga (beneran serangga) yang terjebak pada salah satu komponen komputer sehingga menyebabkan malfungsi elektronik.
Berdasarkan kejadian tersebutlah mengapa gangguan teknis pada sistem komputer disebut dengan bug. Hingga istilahnya berkembang hingga saat ini, dan hanya mengkonotasikan kesalahan pada software saja.
Penyebab
Adapun alasan mengapa bug dapat terjadi, dan secara umum ini bukanlah kesalahan dari developer melainkan berasal dari ribuan baris kode yang tentunya memicu kesalahan dari waktu ke waktu.
Namun, selain hal tersebut ada alasan lain yang dapat menyebabkan bug di sistem software, antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya Komunikasi
Pengembangan website ataupun software biasanya melibatkan banyak pihak, seperti klien, tester, dan developer. Ketika komunikasi di antara mereka tidak berjalan dengan baik, hal ini dapat memicu terjadinya bug.
Misalnya, seorang tester menemukan bug kecil namun lupa melaporkannya ke tim. Sementara itu, developer melakukan perubahan kode karena ada penambahan fitur baru pada website. Sayangnya, bug kecil yang ditemukan oleh tester tadi justru mengganggu fungsi fitur baru tersebut.
2. Tenggat Waktu Penyelesaian sempit
Bug sering kali muncul saat tenggat waktu deadline semakin dekat, tapi software masih belum selesai sepenuhnya. Ketika ini terjadi, pengerjaan software terpaksa dipercepat, yang meningkatkan risiko kesalahan dan munculnya bug.
Seperti misalnya pada pengembangan website yang mendekati deadline, karena terburu-buru, penambahan fitur baru tidak diiringi dengan proses pengujian yang memadai. Akibatnya, banyak bug yang muncul, yang bahkan dapat menyebabkan website mengalami error.
3. Kompleksitas Software
Semakin rumit software yang dikembangkan maka semakin besar pula juga peluang munculnya bug. Kesalahan kecil pada satu bagian kode saja dapat mempengaruhi keseluruhan software. Apalagi jika software tersebut dikerjakan oleh banyak programmer yang bekerja pada berbagai fitur yang berbeda.
Sehingga dalam pengerjaannya, mulai dari coding hingga testing memerlukan ketelitian tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan bug pada software yang kompleks.
4. Proses Testing Bermasalah
Penyebab bug selanjutnya juga bisa datang dari proses testing yang bermasalah. Hal ini bisa terjadi karena tester tidak bekerja dengan maksimal, software testing yang tidak memadai, atau prosedur testing yang tidak sesuai standar. Akibatnya, proses pengujian tidak memberikan hasil yang optimal.
5. Perubahan Kode Tidak Terdokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu hal yang penting, terutama di dunia programing. Perubahan kode sekecil apapun ini akan mempengaruhi output yang berbeda. Jika, tiap perubahan kode tersebut tidak dicatat dengan jelas ini akan menimbulkan resiko terjadinya bug.
Kita misalkan seperti ini, salah satu programmer mengubah beberapa kode tertentu namun hasil yang ia dapat tidak tercatat dengan baik. Lalu datang programmer lain yang bekerja sesuai dengan asumsi kode sebelum adanya perubahan, maka hasil dari coding nya tidak akan mendapatkan hasil yang sesuai atau bahkan memicu terjadinya bug.Â
Jenis
Setelah mengetahui tentang penyebabnya, sebuah bug juga dapat diklasifikasikan ke beberapa jenis tertentu, antara lain sebagai berikut ini:
Functional Error
Functional error adalah jenis bug yang berhubungan dengan fungsi sebuah software. Contohnya seperti, tombol yang tidak bisa diklik atau fitur aplikasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Performance Defects
Performance defects adalah bug yang mempengaruhi kinerja software, seperti kecepatan, kestabilan, waktu respons, dan penggunaan sumber daya. Misalnya, aplikasi yang tiba-tiba menjadi lambat saat digunakan.
Usability Defects
Usability defects adalah bug yang membuat software sulit digunakan dan memicu ketidaknyamanan bagi pengguna. Penyebab utama jenis bug ini biasanya datang dari kode yang bermasalah, ataupun desain interface terlalu kompleks.Â
Bug satu ini menyebabkan pengguna kesulitan menemukan fitur yang mereka butuhkan. Sehingga pengalaman penggunaan menjadi terganggu. Contoh sederhana dari bug ini seperti, tombol penting yang tersembunyi di menu yang tidak mudah diakses.
Compatibility Error
Compatibility error merupakan jenis bug yang terjadi saat software tidak berfungsi dengan baik dalam situasi tertentu, seperti aplikasi lama yang tidak berjalan pada sistem operasi terbaru. Misalnya, aplikasi yang dulu bekerja di Windows 10 tapi bermasalah saat dijalankan di Windows 11.
Security Error
Security error adalah bug yang berpotensi membahayakan keamanan software. Bug ini bisa membuka celah untuk peretasan atau pencurian data. Misalnya, sistem login yang rentan dibobol.
Syntax Error
Syntax error merupakan jenis bug yang terjadi pada kode program sehingga mencegah software melakukan kompilasi secara benar. Contohnya, kesalahan dalam penulisan kode yang menyebabkan aplikasi tidak bisa dijalankan.
Logic Error
Logic error terjadi ketika kode program tidak sesuai logika, sehingga menghasilkan output yang salah. Misalnya, kalkulator yang salah menghitung hasil karena kesalahan dalam rumus yang ditulis di dalam kode pemrograman.
Baca juga: Human Error: Perspektif, Jenis, Dampak, Contoh, dan Cara Meminimalisir
Dampak
Jika mengacu pada konteks saat ini di mana software banyak digunakan di berbagai lini industri mulai dari manufaktur, e-commerce, retail, bahkan hingga game. Adanya sebuah bug akan menimbulkan dampak negatif yang signifikan, dan lebih dari pada sekedar tidak berjalannya aplikasi tersebut. Lantas apa saja dampaknya? Simak selengkapnya di bawah ini:
- Bug akan memicu kesalahan pada sistem, dan bukan hal yang tidak mungkin jika ini juga akan berimbas pada hilangnya data penting seperti dokumen, aset gambar, dan lain sebagainya.
- Selain mempengaruhi kestabilan dan efektivitas sebuah software, adanya bug akan berpengaruh pengalaman pengguna, entah itu dari navigasi yang tak bisa digunakan, ataupun crash yang terus menerus terjadi. Ini nantinya juga akan berdampak pada hilangnya kesempatan pemasukan bisnis.
- Bug akan menimbulkan dampak lain yang lebih besar seperti serangan hacker. Kesalahan pada sistem membuatnya sangat rentan untuk dibobol sehingga ini akan mengancam keamanan data penting akibat pencurian.
- Jika sebuah software diterapkan pada suatu proses bisnis, bukan hal yang tidak mungkin adanya bug akan menyebabkan terjadinya hambatan pada operasional.
Baca juga: Cara Menjaga Keamanan Database dan Serba-Serbinya
Cara Mengatasi Bug
Itulah beberapa dampak yang mungkin terjadi ketika bug hadir pada sistem software. Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu adanya strategi tertentu dari tim developer agar hal ini dapat diminimalisir, seperti cara berikut ini:
1. Bangun Komunikasi yang Baik
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, komunikasi yang kurang baik dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bug. maka dari itu penting bagi tim developer memiliki jalur komunikasi yang jelas dan pembagian tugas yang terstruktur. Dengan begitu tidak hanya mampu meningkatkan komunikasi, tapi juga mengurangi bug di versi final software.
2. Lakukan Testing Berkala
Setelah alur komunikasi dapat berjalan dengan baik, Jangan lupakan juga terpenting dalam pengembangan software, yaitu proses testing. Setidaknya ada dua pengujian yang dapat dilakukan, yaitu alpha dan beta testing. Alpha testing merupakan proses pengujian di tahap awal, sedangkan beta testing memastikan software siap digunakan oleh publik.
Baca juga: Software Tester: Tugas, Skill, Gaji, dan Gajinya
3. Libatkan Bug Hunter
Selain melibatkan pengujian, cara lain yang bisa anda lakukan adalah dengan melibatkan seorang bug hunter atau pengguna dari luar. Tugas utama mereka adalah menemukan bug dari sisi customer atau pengguna yang mungkin terlewatkan oleh tim developer. Dari wawasan yang mereka berikan ini akan mampu memberikan produk yang lebih siap pakai.
4. Gunakan Agile Methodology
Agile Methodology adalah metode pengembangan software yang menekankan perubahan berkelanjutan. Dengan menerapkan metode ini, tim dapat meminimalkan bug selama proses pengembangan hingga produk akhir.
5. Gunakan Platform Kolaboratif
Untuk memastikan komunikasi berjalan lancar, gunakan tools kolaboratif. Platform seperti Slack, Trello, Asana, atau Airtable memungkinkan semua anggota tim untuk mengikuti perubahan kode secara real-time, tanpa menunggu pembaruan dari rekan kerja lainnya.
Contoh Kasus Bug Paling Terkenal di Dunia
Usai sudah penjelasan secara keseluruhan mengenai bug mulai dari pengertian hingga apa saja dampak yang diberikan. Sebagai penutup artikel ini berikut beberapa contoh kasus bug yang mungkin pernah Anda dengar karena melibatkan brand–brand besar. Berikut contohnya:
Facebook Down Global
Pada Oktober 2021, Facebook mengalami pemadaman global selama enam jam yang memengaruhi layanan seperti Instagram dan WhatsApp. Hal ini disebabkan oleh perubahan konfigurasi jaringan yang salah dan menyebabkan gangguan besar dalam akses internet global.
Kasus Pelanggaran Data LinkedIn
LinkedIn mengalami pelanggaran data besar-besaran di mana informasi pribadi lebih dari 700 juta pengguna bocor secara online. Kebocoran ini terjadi karena eksploitasi API platform dan menyebabkan kekhawatiran terkait privasi.
Bug iPhone 13 di Apple Watch
Pengguna iPhone 13 mengalami masalah ketika mencoba membuka kunci Apple Watch mereka. Bug ini muncul setelah peluncuran iPhone terbaru dan memerlukan pembaruan software untuk memperbaikinya.