Read Time: 8 minute(s)

Pengertian Hacker, Tujuan, Jenis, Cara Kerjanya, dan Cara Melindungi Diri

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Pengertian Hacker, Tujuan, Jenis, Cara Kerjanya, dan Cara Melindungi Diri
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Baru-baru ini kita tengah dikejutkan oleh serangan hacker ransomware ke salah satu instansi pemerintahan Indonesia. Walaupun saat ini kejadian tersebut telah teratasi, namun bukanlah hal yang mustahil bila kejadian tersebut akan terulang lagi.

Beberapa sumber mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi karena ulah hacker dengan tujuan utamanya adalah uang. Seperti yang kita ketahui, hacker adakah salah seorang yang ahli di bidang IT, dan menggunakan keahlian mereka untuk mencapai hal tertentu.

Walaupun terkesan jahat, namun fungsi, tugas, dan definisi hacker tidak selamanya seperti itu. 

Maka dari itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan misinformasi, berikut kami berikan penjelasanya, melalui artikel di bawah ini!

Pengertian Hacker

Hacker adalah peretas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia. Hacker dapat berupa individu maupun kelompok dengan kemampuan pemrograman yang tinggi.

Para hacker biasanya mahir dalam menggunakan teknologi, jaringan, komputer untuk mengatasi masalah teknis. Namun, tak jarang juga mereka memanfaatkan kemampuan untuk menyusup ke dalam sistem atau situs sebuah lembaga atau organisasi.

Baca juga: Mengenal Big Data, Karakteristik dan Fungsinya

Tujuan Hacker

Lantas, apa tujuan tertentu itu? Secara garis besar hacker melakukan pekerjaan karena adanya motivasi yang mendorongnya. 

Berikut ini akan kami jabarkan beberapa tujuan umum yang mendasari seorang hacker melakukan tindakannya;

1. Tujuan Penyusupan

Tujuan pertama adalah penyusupan, hacker melakukan bertindak sebagai penyusup ke sistem jaringan yang dianggap “aman”. Mereka melakukan hal tersebut guna membuktikan kemampuan dalam meretas sistem tersebut.

Hal ini juga sering dilakukan untuk tujuan lain seperti menguji tingkat keamanan suatu sistem dan meningkatkannya berdasarkan kelemahan yang ditemukan.

2. Tujuan Keuntungan

Tujuan selanjutnya adalah mencari keuntungan finansial dari kegiatan hacking atau peretasan. Operasi ini biasanya dilakukan di dunia maya dengan mencuri informasi atau data pribadi seperti rekening bank. Data tersebut nantinya di jual ke pihak yang tidak bertanggung jawab. 

3. Tujuan Penghancuran

Tujuan penghancuran merupakan kegiatan yang hacker lakukan untuk merusak sistem komputer dan jaringan guna mengganggu aktivitas pengguna. Latar belakang tujuan ini cukup beragam mulai dari balas dendam, hingga sabotase perusahaan.

4. Tujuan peretasan Politik

Tujuan satu ini jauh lebih spesifik karena hacker menggunakan keahlian mereka dalam kegiatan politik. Dalam prakteknya, mereka melakukan kegiatan peretasan dengan menyerang sistem atau situs yang dianggap mengganggu tujuan politik mereka.

Atau dapat dikatakan juga, mereka melakukan hal tersebut guna menyebarkan kampanye dan memberikan ketidakstabilan pada kompetitor agar tujuan yang mereka kehendaki dapat tercapai. 

5. Tujuan Pembelajaran dan Penelitian

Seperti penjelasan sebelumnya, tidak semua hacker memiliki tujuan jahat. Adapun tujuan positif yang melatarbelakangi mereka yaitu untuk melakukan penelitian serta pembelajaran dalam sistem keamanan komputer.

Nantinya temuan mereka akan dilaporkan ke pemilik sistem agar dapat membantu meningkatkan sistem keamanannya.

Jenis-Jenis Hacker

Tidak hanya dibedakan berdasarkan tujuannya saja, hacker juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis atau tipe, antara lain sebagai berikut:

White Hat Hacker

White hat hacker atau ethical hacker merupakan seorang peretas yang memanfaatkan keahliannya untuk tujuan yang baik. 

Mereka biasa bekerja untuk meningkatkan keamanan sistem serta menguji dan memberi rekomendasi perbaikan pada sistem.

Baca juga: Bagaimana Hacker White Hat Melindungi Dunia Digital Kita?

Black Hat Hacker

Merupakan kebalikan dari white hat hacker, jenis peretas satu ini melakukan kegiatanya untuk mencuri data, merusak, serta mendapatkan keuntungan secara ilegal. 

Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya melanggar hukum dan banyak menimbulkan kerugian bagi pihak yang mereka targetkan.

Grey Hat Hacker

Grey hat hacker merupakan jenis hacker yang melakukan peretasan secara ilegal, namun hasil dari tindakan mereka akan dilaporkan kepada pihak pemilik sistem. 

Sederhananya, hacker satu ini bertindak secara netral. Mereka memiliki orientasi pada penelitian serta percobaan kemampuan terhadap satu sistem guna menemukan kekurangannya. 

Blue Hat Hacker

Blue hat hacker bekerja di bawah naungan perusahaan teknologi atau keamanan. Mereka menggunakan keahliannya untuk menguji keamanan suatu sistem atau perangkat lunak. 

Biasanya jenis peretas satu ini sering dilibatkan dalam program pemeliharaan dan perbaikan sistem guna membantu perusahaan mengatasi masalah kerentanan keamanan dan lain sebagainya. 

Red Hat Hacker

Red hat hacker merupakan jenis peretas yang menyerang hacker lainnya yang sedang melakukan operasi ilegal. 

Jenis hacker satu ini dapat dikatakan sebagai penjaga keamanan digital karena tugas mereka secara keseluruhan adalah melacak, menghentikan, dan menggagalkan kegiatan dari hacker yang melakukan tindak kejahatan seperti black hat hacker.

Hacktivist

Hacktivist merupakan hacker yang bergerak di bidang politik. Mereka melakukan penyerangan pada sistem ataupun sistem yang dianggap mengganggu nilai-nilai serta tujuan politik mereka. 

Script Kiddies

Jenis terakhir dan paling pemula di antara semua adalah script kiddies. Mereka melakukan peretasan dengan memanfaatkan perangkat lunak atau script milik orang lain. 

Maka dari itu dalam praktiknya mereka sering tidak memahami proses hacking yang tengah dilakukan.

Cara Kerja Hacker

Di antara ketujuh jenis atau tipe hacker tersebut semuanya memiliki cara kerja yang berbeda-beda. 

Mereka dapat melakukan kegiatannya dengan mengakses perangkat digital seperti tablet, telepon, komputer, loT, jaringan internet, hingga sebuah sistem dalam perusahaan tanpa harus pemiliknya tahu. 

Lebih jelasnya, hacker melakukan pencarian kelemahan pada sebuah sistem dengan teknik dan kemampuan yang mereka miliki. 

Biasanya celah tersebut mereka temukan salah satunya melalui bug. Setelahnya mereka akan mendapatkan aksesnya lalu memasukkan malware atau virus ke sistem tersebut. 

Adapun cara lainnya yang dapat mereka lakukan seperti mengirimkan pesan digital berupa link melalui banyak platform, atau bisa juga melalui file aplikasi. 

Tujuan keduanya sama yaitu untuk mengakses sistem dari perangkat jika seseorang menginstal maupun mengkliknya.

Baca juga: 10 Hacker Indonesia Paling Berbahaya dan Kasusnya

Serangan Hacker yang Perlu Diwaspadai

Namun perlu juga Anda perhatikan tidak hanya cara kerja di atas saja yang menjadi praktik hacker. Masih banyak lagi serangan-serangan yang mereka lakukan guna mendapatkan keuntungan. Berikut ini beberapa serangan umum yang banyak dilakukan oleh hacker dan perlu Anda waspadai:

Serangan Phishing

Phishing melibatkan penggunaan email, pesan, atau situs web palsu yang tampak sah untuk mengelabui orang agar mengungkapkan informasi sensitif seperti kata sandi dan nama pengguna. 

Peretas menggunakan taktik ini untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun atau melakukan pencurian identitas.

Serangan Malware

Malware, atau perangkat lunak berbahaya, dirancang untuk menyusup ke sistem atau jaringan dan menyebabkan kerusakan. Jenis malware termasuk virus, worm, trojan, ransomware, dan spyware.

Malware dapat disebarkan melalui file yang terinfeksi, unduhan, atau situs web yang disusupi, memungkinkan peretas mengendalikan sistem, mencuri informasi, atau mengenkripsi data untuk meminta tebusan.

Serangan DDoS (Distributed Denial-of-Service)

Serangan DDoS bertujuan membuat sistem, jaringan, atau situs web tidak tersedia bagi pengguna sah dengan membanjirnya dengan trafik atau permintaan tinggi.

Ini mengganggu layanan, menyebabkan ketidaknyamanan, kerugian finansial, dan merusak reputasi perusahaan atau organisasi.

Serangan Man-in-the-Middle

Serangan MitM melibatkan penyadapan dan pengubahan komunikasi antara dua pihak yang percaya mereka berinteraksi langsung. 

Dengan mengeksploitasi kerentanan jaringan atau perangkat yang disusupi, peretas dapat mengakses informasi sensitif, memanipulasi data, atau menyamar sebagai salah satu pihak.

Serangan Injeksi SQL

Injeksi SQL menargetkan aplikasi web dengan kueri basis data yang tidak aman. Dengan menyuntikkan kode SQL berbahaya melalui kolom input, penyerang dapat memanipulasi perintah basis data, mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif, atau menyebabkan pembobolan data.

Baca juga: Indonesia dan Regulasi Teknologi Informasinya

Cara Melindungi Diri dari Hacker

Setelah mengetahui jenis serta serangan hacker secara umum, lalu bagaimana cara kita melindungi diri dari serang hacker?

Untuk mengatasi masalah tersebut jangan khawatir berikut ini beberapa langkah yang dapat Anda lakukan sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan serangan hacker kepada data pribadi Anda, antara lain sebagai berikut.

  1. Gunakan password atau kata sandi yang kuat. Usahakan masukan kombinasi angka, huruf, serta banyak karakter untuk mempersulit pembobolan. Lakukan juga perubahan kata sandi secara berkala untuk antisipasi lebih lanjut. 
  2. Bagi Anda yang memiliki website, tambahkan plugin keamanan pada situs tersebut guna menambah sistem pertahanan Anda. 
  3. Gunakanlah, HTTPS atau Hypertext Transfer Protocol Secure, sebab sistem ini sudah memiliki sertifikat SSL resmi, sehingga situs tersebut terjamin keamanannya serta dapat meningkatkan kepercayaan pengguna dan merek.
  4. Perketat keamanan ketika menerima file. Situs yang memungkinkan pengguna mengunggah dokumen atau foto rentan terhadap serangan hacker. Untuk melindungi situs dari serangan perlu melakukan beberapa hal ini:
    • Pindai file yang masuk dengan antivirus
    • Saring jenis file yang diterima
    • Batasi ukuran maksimal file
    • Ubah nama dokumen yang diunggah
    • Simpan file di luar root website
  5. Gunakan Parameter Query sebagai cara efektif untuk mencegah serangan SQL Injection yang dapat mengancam basis data website.
  6. Selanjutnya gunakan Content Security Policy (CSP) untuk membantu melindungi situs dari injeksi kode berbahaya dengan membatasi domain yang dapat dimuat di server.
  7. Pastikan data penting terlindungi dengan mengatur izin akses file. Izin akses file diatur dengan tiga digit angka yang menunjukkan izin pemilik asli, pihak yang diberi akses, dan semua orang.
  8. Lalu langkah berikutnya adalah perbarui situs Anda secara berkala. Hal ini dikarenakan situs yang jarang melakukan pembaruan sangat rentan akan serangan hacker. Pastikan plugin, aplikasi, platform, dan CMS selalu diperbarui secara rutin.
  9. Terakhir aktifkan backup otomatis pada website. Hal ini bertujuan untuk mencadangkan data dan resource program, sehingga jika terjadi serangan, data penting tetap aman.

Usai sudah pembahasan mengenai hacker beserta tujuan dan jenis serangannya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan tindakan hacker adalah mencuri dan membobol sistem tertentu. Namun, memiliki tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada jenis peretasnya.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan-serangan hacker adalah dengan mengantisipasi dan memperkuat sistem keamanan.

Selain itu, dengan berkolaborasi bersama peretas Anda juga dapat meningkatkan dan mempersiapkan sistem lebih maksimal.

Artikel Terkait