Dalam dunia teknologi, istilah WYSIWYG sering kali muncul, terutama dalam konteks desain web atau pengelolaan dokumen digital. Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan hal ini?
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, sejarah, cara kerja, hingga beberapa contoh yang umum digunakan.
Mengenal WYSIWYG
WYSIWYG adalah singkatan dari “What You See Is What You Get.” Konsep ini merujuk pada sistem interface (antarmuka) yang memungkinkan pengguna untuk melihat hasil akhir dari apa yang mereka buat selama proses penyuntingan.
Dengan kata lain, tampilan yang muncul saat Anda mengedit dokumen atau halaman web di layar akan persis sama dengan tampilan akhir yang dipublikasikan atau dicetak.
Istilah ini digunakan untuk mempermudah pengguna yang tidak memiliki keterampilan teknis, seperti pemrograman atau pengkodean, agar bisa membuat konten visual dengan lebih mudah.
Sejarah WYSIWYG
Konsep ini pertama kali muncul pada dekade 1970-an seiring dengan berkembangnya perangkat lunak pengolah kata dan desain grafis.
Salah satu tonggak awal dalam sejarah WYSIWYG adalah kemunculan komputer Xerox Alto pada tahun 1973, yang memperkenalkan tampilan grafis pertama untuk dokumen.
Pada tahun 1980-an, sistem WYSIWYG semakin populer berkat munculnya pengembangan perangkat lunak seperti Microsoft Word dan Macintosh yang mendukung tampilan grafis yang menyerupai hasil cetak.
Sejak saat itu, konsep ini telah diterapkan secara luas di berbagai bidang, terutama pada pengembangan web dan aplikasi pengolah dokumen.
Cara Kerja
“What You See Is What You Get” bekerja dengan menyajikan tampilan visual yang sama dengan hasil akhir, baik itu dokumen cetak, halaman web, atau tampilan antarmuka lainnya.
Di balik layar, perangkat lunak berkonsep “What You See Is What You Get” akan secara otomatis mengonversi setiap tindakan atau perubahan yang dilakukan oleh pengguna (seperti menambahkan teks, gambar, atau elemen desain) menjadi kode yang dapat dieksekusi.
Dalam pengembangan web, misalnya, WYSIWYG akan mengubah perubahan visual yang dibuat pengguna menjadi kode HTML, CSS, atau JavaScript, sehingga pengguna tidak perlu memahami atau menulis kode secara manual.
Contoh WYSIWYG
Dalam Pengembangan Web
Dalam pengembangan web, platform yang mengusung konsep ini akan sangat membantu pengguna yang ingin membuat situs web tanpa harus mempelajari bahasa pemrograman seperti HTML atau CSS.
Beberapa contoh populernya antara lain:
- WordPress: Platform blogging dan manajemen konten yang menawarkan editor visual untuk membuat dan mengedit halaman web.
- Wix: Website builder yang memungkinkan pengguna untuk membuat situs web menggunakan elemen drag-and-drop.
- Squarespace: Platform desain web yang menyediakan template modern dan editor visual yang intuitif.
Dalam Software Document
Konsep “What You See Is What You Get” juga digunakan dalam perangkat lunak pengolah dokumen, di mana pengguna dapat melihat format dokumen yang sama dengan hasil cetaknya. Beberapa contohnya adalah:
- Google Docs: Pengolah kata online yang memungkinkan kolaborasi secara real-time dengan tampilan yang sama seperti hasil cetak.
- Microsoft Word: Salah satu pengolah kata paling populer yang mendukung tampilan WYSIWYG sehingga memudahkan pembuatan dokumen profesional.
- LibreOffice Writer: Alternatif sumber terbuka untuk pengolah kata yang juga mendukung tampilan “What You See Is What You Get”.
Baca juga: Ketahui Macam-Macam Dokumen Perusahaan yang Umum
Manfaat Menggunakan WYSIWYG
Ada banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan sistem ini.
Pertama, WYSIWYG akan mempermudah proses pembuatan konten bagi pengguna yang tidak memiliki latar belakang teknis karena mereka tidak perlu menulis atau memahami kode.
Kedua, sistem “What You See Is What You Get” juga dapat mempercepat proses kerja, karena apa yang terlihat di layar langsung merepresentasikan hasil akhir.
Terakhir, konsep “What You See Is What You Get” memungkinkan kolaborasi dilakukan dengan lebih mudah, terutama dalam aplikasi pengolah dokumen online, di mana beberapa pengguna bisa mengedit dan melihat perubahan secara real-time.
Dengan begitu, sistem ini telah menjadi salah satu teknologi penting yang berperan besar dalam mempermudah proses pembuatan konten, baik dalam pengembangan web maupun pengelolaan dokumen.
Baca juga: 7 Software Document Management System Terbaik untuk Bisnis Anda