Pernahkan Anda mengunjungi sebuah situs website atau aplikasi yang ketika pada awal perilisannya respon aplikasi tersebut sangat cepat. Namun, lambat laun dalam jangka waktu yang panjang performa serta respon saat pemakaian semakin melambat dan bahkan banyak ditemukan di dalamnya?
Jika hal itu pernah Anda alami, mungkin saja aplikasi yang Anda gunakan memerlukan refactoring. Ini merupakan sebuah aktivitas keseharian seperti “merapikan” struktur coding agar lebih teratur dan mudah untuk perawatan jangka panjang.
Biasanya praktik satu ini diterapkan pada perangkat yang sudah berumur. Semakin lama usia sebuah software maka kemungkinan kode terduplikat, tidak efisien, serta tidak fleksibel sangatlah tinggi.
Lantas pertanyaan lain muncul, bagaimana cara refactoring dapat memperbaiki kesalahan kode tersebut? Untuk menjawab hal tersebut, simak penjelasan berikut mengenai refactoring beserta uraian manfaat dan lampiran bentuk konkritnya.
Mengenal Refactoring
Refactoring adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kode pada sebuah program tanpa harus mengubah tujuan kode tersebut atau fungsinya.
Sederhananya, ini merupakan aktivitas perbaikan pada kode pemrograman tanpa harus mengubah kegunaan yang dapat mengganggu pengalaman pengguna. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh software engineer secara berkala maupun pada waktu tertentu.
Perubahan yang dilakukan juga bermacam bentuknya, mulai dari perubahan skala kecil seperti mengganti nama variabel, menghapus kode yang tidak digunakan. ataupun memecah fungsi kode yang dinilai terlalu panjang.
Adapun perubahan skala besar yang dapat terjadi selama refactoring berlangsung, seperti mengganti algoritma ataupun mengubah struktur kelas.
Jadi, berdasarkan pengertiannya refactoring ini dapat diibaratkan sebagai “perawatan” sebuah rumah. Di mana jika terdapat komponen di dalam rumah yang dinilai tidak berfungsi atau efisien, maka hal itu harus diperbaiki atau bahkan dibuang tanpa harus mengubah struktur fungsi sebuah rumah secara keseluruhan.
Dalam penerapannya refactoring tidak bisa sembarangan. tindakan perawatan ini memiliki resiko yang cukup tinggi jika tidak dilakukan secara sistematis. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sembrono kompleksitas dan penumpukan kode mungkin saja bisa terjadi, atau bahkan menimbulkan bug yang membutuhkan perbaikan selama berhari-hari, dan pada akhirnya mempengaruhi operasional bisnis.
Manfaat Refactoring
Secara umum, refactoring dapat mendatangkan banyak keuntungan serta manfaat. Salah satu output paling sering dibahas dari aktivitas ini adalah hasilnya, berupa kode yang lebih bersih, terstruktur, efisien, serta lebih mudah untuk dilakukan maintenance dan diubah untuk kepentingan pengembangan di masa depan.
Selain output kode yang dihasilkan dari refactoring, hal ini juga akan memunculkan manfaat lainnya, seperti:
Meningkatkan Desain Software
Manfaat refactoring yang pertama adalah mampu membantu menghilangkan duplicate code di dalam teks pemrograman. Ini akan berpengaruh pada peningkatan design software yang lebih bersih dan terstruktur. Sehingga di kemudian hari struktur ini akan jauh lebih mudah dipahami dan diubah untuk keperluan penambahan fitur maupun penambahan lainnya di dalam software.
Meningkatkan Keterbacaan
Melalui output kode yang bersih ini akan meningkatkan pemahaman dan keterbacaan tim developer. Sehingga pada akhirnya refactoring juga akan berperan penting dalam mempercepat proses pengembangan software serta mengurangi resiko terjadinya kesalahan.
Membantu Identifikasi Bug
Aktivitas refactoring secara rutin dan mendalam memudahkan para developer untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bug yang mungkin saja tersembunyi di dalam kode pemrograman.
Meningkatkan Proses Pemrograman
Proses refactoring membantu proses pengembangan fitur baru menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini sangatlah memungkinkan karena melalui aktivitas perbaikan satu ini, developer dapat dengan mudah menemukan lokasi yang tepat untuk melakukan perubahan.
Meningkatkan Pengalaman Pengguna
Walaupun tidak terlihat sepenuhnya, namun secara tidak langsung refactoring dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan aplikasi. Ini terjadi berkat “perawatan” secara berkala yang mampu mengoptimalkan kinerja software.
Contoh Refactoring
Untuk pemahaman lebih jelasnya, berikut ini adalah contoh penerapan refactoring yang biasa dilakukan oleh pengembang software.
1. Extract Method
Extract mode merupakan contoh dari refactoring yang bertujuan untuk membagi fungsi kode panjang menjadi beberapa fungsi yang lebih kecil. Cara kerjanya cukup mudah, yaitu dengan mengambil sebagian kode dari sebuah fungsi yang memiliki tugas berbeda, lalu memindahkannya ke dalam fungsi baru.
Contohnya seperti sebuah fungsi pengkodean mencakup tugas menghitung total biaya, mencetak struk, dan mengirimkan email. Tugas yang berbeda dari fungsi tersebut adalah menghitung total biaya, maka dari itu kode yang menjalankan fungsi tersebut akan dipindahkan ke dalam fungsi baru yang lebih strategis.
2. Move Method
Selanjutnya ada pemindahan metode ke dalam kelas yang lebih relevan. Contoh satu ini melibatkan pemindahan metode dari satu kelas ke kelas lainnya berdasarkan interaksi data yang lebih relevan.
Seperti, ketika metode “hitung pajak” lebih sering digunakan bersama dengan data pelanggan, maka data tersebut dapat dipindahkan ke dalam kelas pelanggan.
3. Refactor Conditional Expressions
Ini merupakan contoh yang cara kerjanya memecah ekspresi kondisional yang panjang menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami. Hal ini bertujuan untuk menghindari kompleksitas dan meningkatkan keterbacaan.
4. Remove Dead Code
Seperti namanya contoh ini berarti menghilangkan kode yang mati, tidak digunakan, dan sudah tidak relevan.
5. Rename Variable
Contoh satu ini mengubah nama variabel menjadi sebuah nama yang sesuai dengan fungsinya. Seperti, variabel kode x yang diubah menjadi jumlah pelanggan, untuk pemaknaan yang lebih jelas.
Kapan Harus Melakukan Refactoring
Jika bicara soal waktu atau kapan harus melakukan refactoring, beberapa referensi menjelaskan bahwa aktivitas satu ini dapat dilakukan sebelum menambahkan fitur baru. Dengan begitu proses penambahan fitur akan jauh lebih cepat dan lebih mudah.
Selain daripada itu berikut ini mengenai kondisi apa saja yang harus memerlukan refactoring dalam pengembangna aplikasi, antara lain:
- Setelah melakukan perilisan produk, karena ini berguna untuk membersihkan dan menyederhanakan kode selama proses pengembangan.
- Saat mengatasi bug, ini merupakan hal yang penting dilakukan saat mengatasi sebuah bug karena dapat memastikan kode tetap bersih dan efisien.
- Ketika menghadapi Code Smell, dimana refactoring membantu memperbaiki masalah ini melalui kode yang lebih mudah dibaca dan mudah pemeliharaannya.
- Ketika kode terlalu kompleks, jika hal ini terjadi maka refactoring diperlukan untuk menyederhanakan dan memperjelas struktur kode.
- Ketika adanya perubahan, refactoring mampu mengakomodasi kode agar tetap relevan walaupun perubahan terjadi pada standar pengembangan ataupun tools baru.
- Pada saat perubahan fungsional berskala besar, refactoring biasa dilakukan ketika terjadi perubahan berskala besar pada software. Ini memungkinkan pegnembang memastikan kode tetap optimal sehingga perubahan kedepannya dapat dilakukan secara lebih efisien.
Susah Cari SDM yang Bisa Code Refactoring? Ambil dari Lawencon aja!
Berdasarkan penjelasan sebelumnya refactoring haruslah dilakukan dengan struktur dan tata cara yang baik dan benar. Hal ini untuk memastikan tidak adanya kesalahan lebih lanjut selama pengembangan software.
Salah satu cara yang bisa dilakukan meminimalisir kesalahan ini adalah dengan menyediakan SDM terbaik di bidang IT yang mampu melakukan refactoring secara mendalam dan terstruktur.
Maka dari itu untuk mengakomodasi hal tersebut, kami Lawencon Internasional dapat memberikan Anda talenta-talenta IT outsourcing yang berkualitas dan mampu memajukan proses pengembangan tiap proyek IT Anda.
Lawencon adalah penyedia layanan outsource profesional terkemuka di Indonesia, yang menghadirkan talenta terbaik dengan keterampilan yang dibutuhkan bisnis Anda, termasuk kemampuan dalam code refactoring.
Dengan Lawencon, Anda tidak perlu repot menangani proses rekrutmen, onboarding, atau tugas administratif lainnya. Cukup klik di sini dan konsultasikan kebutuhan talenta Anda, kami akan menyediakan SDM yang tepat tanpa biaya besar.
Jadi, jika Anda kesulitan mencari SDM yang ahli dalam code refactoring, jangan khawatir—ambil dari Lawencon saja! Hubungi kami sekarang dan temukan solusi mudah untuk mendapatkan talenta berkualitas tinggi yang mendukung kesuksesan bisnis Anda!