Read Time: 12 minute(s)

Ranking Framework Web 2025: Dari yang Paling Ringan hingga Paling Berat

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Ranking Framework Web 2025: Dari yang Paling Ringan hingga Paling Berat
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Dalam pengembangan software, pemilihan framework bisa diibaratkan seperti memilih jenis kendaraan untuk perjalanan. Tidak semua kendaraan cocok untuk setiap tujuan.

Misalnya, sepeda mungkin cocok untuk jarak dekat, tapi tidak akan efektif untuk mengangkut barang berat ke luar kota.

Begitu juga dengan framework, ada yang bersifat ringan (lightweight) dan ada yang berat (heavyweight).

Framework ringan biasanya lebih sederhana dan cepat dipelajari, sementara framework berat umumnya memiliki fitur lengkap dan cocok untuk kebutuhan berskala besar.

Memahami perbedaan keduanya penting karena akan memengaruhi kecepatan pengembangan, biaya, hingga kemampuan proyek berkembang di masa depan.

Artikel ini akan membahas mengenai framework ringan dan berat serta peringkatnya dari yang paling ringan hingga berat.

Simak artikelnya sampai akhir!

Apa itu Framework Ringan (Lightweight)?

Lightweight framework adalah framework minimalis dalam pengembangan aplikasi. Framework jenis ini hanya menyediakan fungsi inti yang benar-benar diperlukan, tanpa tambahan fitur yang berlebihan.

Hal ini membuat developer bisa bekerja lebih fleksibel dan aplikasi yang dibangun cenderung lebih cepat serta ringan dijalankan.

Berbeda dengan framework besar yang sudah menyertakan banyak fitur bawaan, framework ringan lebih sederhana.

Ia memberikan “alat dasar” saja, lalu membiarkan developer bebas menambahkan library atau modul lain sesuai kebutuhan.

Pendekatan ini membuat proses pengembangan tidak dibebani oleh fitur yang tidak dipakai, sehingga lebih efisien dan mudah disesuaikan dengan tujuan proyek.

Baca juga: Apa Itu Framework? Fungsi, Tipe, Jenis, dan Faktor dalam Memilih

Apa itu Framework Berat (Heavyweight)?

Heavyweight framework adalah framework pengembangan software yang memiliki ukuran lebih besar, kompleks, dan membutuhkan sumber daya komputasi yang lebih banyak.

Framework jenis ini biasanya sudah dilengkapi dengan beragam fitur bawaan, library, serta fungsi tambahan yang membuatnya sangat lengkap untuk membangun aplikasi skala menengah hingga besar.

Framework berat menyediakan banyak komponen siap pakai sehingga developer tidak perlu membangun semuanya dari nol.

Namun, konsekuensinya adalah aplikasi bisa menjadi lebih berat, membutuhkan memori lebih besar, serta memerlukan infrastruktur yang lebih kuat dibandingkan dengan framework ringan yang hanya menawarkan fitur dasar.

Pentingnya Memilih Framework yang Tepat

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Framework

Pemilihan framework akan sangat memengaruhi cara aplikasi dikembangkan, berjalan, dan berkembang di masa depan. 

Oleh karena itu, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan.

1. Percepatan Pengembangan

Framework membantu mempercepat proses coding karena sudah menyediakan kode dasar dan struktur siap pakai. Developer tidak perlu memulai semuanya dari nol, sehingga waktu bisa lebih efisien.

Selain itu, framework juga memandu untuk mengikuti praktik terbaik industri sehingga tim dapat lebih fokus membangun fitur unik yang benar-benar membedakan aplikasi dari kompetitor.

2. Skalabilitas & Performa

Aplikasi web biasanya dirancang untuk terus berkembang. Oleh karena itu, framework yang dipilih harus mampu menangani peningkatan jumlah pengguna, permintaan, dan data tanpa mengorbankan performa.

Misalnya, Node.js dikenal cepat dan efisien untuk aplikasi dengan traffic tinggi, sementara Django lebih sesuai untuk aplikasi yang membutuhkan logika server-side kompleks serta pengolahan data besar.

3. Dukungan Komunitas & Dokumentasi

Framework dengan komunitas besar menawarkan banyak keuntungan, mulai dari solusi cepat untuk masalah umum, tersedianya plugin dan library tambahan, hingga berbagai tutorial yang memudahkan proses belajar.

Dukungan komunitas juga berarti developer bisa berdiskusi dengan sesama pengguna framework tersebut.

Sebagai contoh, React memiliki komunitas luas dan dokumentasi lengkap, sehingga mempermudah pengembangan aplikasi front-end.

4. Future-Proofing (Tetap Relevan di Masa Depan)

Teknologi berkembang cepat, sehingga memilih framework yang aktif diperbarui sangat penting.

Framework yang terus dikembangkan tidak hanya memastikan aplikasi tetap aman dan efisien, tapi juga menjaga kompatibilitas jangka panjang.

Framework populer seperti React dan Vue.js misalnya, rutin mendapat pembaruan sambil tetap menjaga stabilitas aplikasi lama, sehingga relevan digunakan dalam jangka waktu panjang.

Baca juga: Rekomendasi Framework Javascript Terbaik untuk Programmer

Ranking Framework dari yang Paling Ringan hingga Paling Berat

Setiap framework memiliki karakteristik dan tingkat kompleksitas yang berbeda. Ada yang ringan dan sederhana, ada pula yang lebih berat dengan fitur lengkap.

Berikut adalah urutan beberapa framework populer dari yang paling ringan hingga yang paling berat, lengkap dengan gambaran kelebihan serta kapan sebaiknya digunakan.

Framework Front End

1. Svelte

Svelte adalah framework JavaScript modern yang dikembangkan oleh Rich Harris pada tahun 2016.

Framework ini cukup berbeda dari React atau Vue karena tidak menggunakan Virtual DOM maupun runtime besar saat aplikasi berjalan.

Sebaliknya, Svelte melakukan proses kompilasi di tahap build, sehingga kode komponen diubah menjadi JavaScript murni yang lebih ringan dan efisien dijalankan langsung di browser.

Pendekatan ini membuat aplikasi berbasis Svelte terasa lebih responsif dengan ukuran bundel yang lebih kecil dan waktu muat yang singkat.

Selain itu, sintaks yang digunakan cukup sederhana sehingga mudah dipelajari oleh developer, baik pemula maupun berpengalaman.

Svelte juga menghadirkan fitur bawaan seperti reactive declarations, two-way data binding, animasi, hingga state management dengan store yang intuitif. 

Keunggulan utama Svelte:

  • Performa lebih cepat
  • Ukuran bundel lebih kecil
  • Waktu loading lebih singkat

2. Vue.js

Vue.js, atau Vue, adalah framework JavaScript untuk membangun antarmuka pengguna (UI) dan aplikasi halaman tunggal (SPA).

Fokus utamanya ada di lapisan tampilan (View), sehingga memudahkan developer membuat UI yang interaktif dan responsif.

Dibuat oleh Evan You pada 2013, Vue menawarkan solusi yang lebih ringan dan mudah dipelajari dibandingkan Angular.

Dengan arsitektur berbasis komponen, data binding reaktif, directives, serta dukungan untuk computed properties dan event handling, Vue menjadi pilihan populer untuk aplikasi web modern.

Keunggulan utama Vue.js:

  • Mudah dipelajari untuk pemula
  • Fleksibel, bisa diadopsi bertahap sesuai kebutuhan proyek
  • Mudah diintegrasikan dengan library atau framework lain
  • Ringan namun tetap powerful untuk aplikasi interaktif

3. React.js

React.js adalah library JavaScript buatan Facebook (2013) yang digunakan untuk membangun UI interaktif.

React berbasis komponen, sehingga tampilan aplikasi bisa dipecah menjadi bagian kecil yang reusable dan mudah dikelola.

Dengan Virtual DOM, React hanya merender bagian yang berubah sehingga lebih cepat dan efisien.

Ditambah JSX, developer bisa menulis kode UI dengan cara yang lebih intuitif. Walau sering disebut framework, React sebenarnya fokus pada tampilan, dan biasanya dipadukan dengan library lain untuk fitur lengkap.

Keunggulan utama React.js:

  • Ekosistem besar & komunitas aktif
  • Berbasis komponen, mudah di-reuse
  • Performa tinggi dengan Virtual DOM
  • JSX membuat penulisan UI lebih sederhana
  • Bisa dipakai untuk web & mobile (React Native)

4. Angular

Angular adalah framework JavaScript open-source yang dikembangkan Google, ditulis dengan TypeScript agar lebih terstruktur dan mudah dipelihara.

Angular dirancang khusus untuk membangun aplikasi web modern berskala besar, terutama single-page application (SPA) yang kompleks.

Framework ini menggunakan arsitektur berbasis komponen dengan dukungan MVC, sehingga logika, tampilan, dan kontrol aplikasi bisa dipisahkan dengan jelas.

Angular juga dikenal dengan two-way data binding, yang membuat perubahan data langsung tercermin pada UI, serta fitur bawaan seperti routing, dependency injection, dan testing terintegrasi.

Keunggulan utama Angular:

  • Framework lengkap dengan banyak fitur bawaan
  • Ditulis dengan TypeScript untuk kode lebih rapi & scalable
  • Two-way data binding untuk sinkronisasi data & UI
  • Routing dan dependency injection sudah tersedia
  • Cocok untuk aplikasi besar yang kompleks dan terstruktur

Framework Back-End Web

1. Express.js

Express.js adalah framework backend ringan untuk Node.js, pertama kali dirilis pada 2010. Framework ini dirancang dengan pendekatan minimalis sehingga hanya menyediakan fitur inti untuk membangun aplikasi web dan API.

Meski sederhana, Express sangat fleksibel karena bisa diperluas dengan berbagai middleware dan modul dari ekosistem NPM.

Express sering dipakai untuk membangun backend aplikasi web maupun API endpoints yang scalable. Tidak ada aturan kode yang kaku sehingga developer bebas menentukan arsitektur sesuai kebutuhan.

Didukung oleh mesin Google V8, performa aplikasi berbasis Express juga terjamin cepat dan efisien.

Keunggulan utama Express.js:

  • Ringan dan mudah dipelajari
  • Middleware fleksibel untuk menambah fungsionalitas
  • Integrasi luas dengan modul NPM
  • Performa cepat dengan dukungan Google V8
  • Memberikan kebebasan desain arsitektur aplikasi

2. FastAPI

FastAPI adalah framework backend modern berbasis Python 3.6+ yang dirancang khusus untuk membangun API dengan performa tinggi.

Framework ini memanfaatkan fitur Python terbaru seperti type hints untuk kode yang lebih jelas, sekaligus mendukung validasi data otomatis.

Dibangun di atas Starlette (handling request/response) dan Pydantic (validasi data), FastAPI menawarkan kecepatan yang setara dengan Node.js dan Go.

Selain cepat, FastAPI juga menghadirkan pengalaman developer yang lebih mudah. Dokumentasi API interaktif dibuat otomatis lewat OpenAPI (Swagger UI) dan ReDoc sehingga pengujian jadi lebih praktis.

Dukungan async/await membuat FastAPI ideal untuk aplikasi modern seperti microservices, aplikasi real-time, dan platform analitik.

Keunggulan utama FastAPI:

  • Performa sangat cepat, setara Node.js & Go
  • Validasi data otomatis dengan Pydantic
  • Dokumentasi API interaktif langsung tersedia
  • Dukungan async/await untuk aplikasi modern
  • Ramah developer dengan sintaks yang jelas

3. Laravel

Laravel adalah framework PHP open-source yang dirilis pada 2011 oleh Taylor Otwell. Dengan pola Model-View-Controller (MVC), Laravel membantu developer membuat aplikasi web yang terstruktur, mudah dikembangkan, dan lebih efisien.

Framework ini terkenal karena fiturnya yang lengkap, seperti Eloquent ORM untuk database, Blade Templating Engine untuk tampilan dinamis, serta Artisan CLI untuk otomatisasi. 

Laravel juga mendukung routing fleksibel, middleware, dan migrasi database, menjadikannya pilihan populer untuk aplikasi web modern dan API.

Keunggulan utama Laravel:

  • Fitur lengkap & siap pakai (ORM, Blade, Artisan CLI)
  • Kode terstruktur dengan pola MVC
  • Routing fleksibel & middleware bawaan
  • Migrasi database lebih mudah
  • Komunitas besar & ekosistem luas

4. ASP.NET

ASP.NET Core adalah framework open-source berbasis .NET yang dikembangkan Microsoft untuk membangun aplikasi web modern, cepat, dan skalabel.

Sebagai evolusi dari ASP.NET, framework ini bersifat modular sehingga aplikasi lebih ringan dan efisien.

ASP.NET Core mendukung pengembangan lintas platform (Windows, Linux, macOS) dan bisa digunakan untuk web apps, API, backend mobile, hingga layanan cloud.

Framework ini kompatibel dengan berbagai arsitektur seperti MVC dan Razor Pages, serta memiliki performa tinggi berkat pipeline yang ringan.

Keunggulan utama ASP.NET Core:

  • Cross-platform: jalan di Windows, Linux, macOS
  • Modular & efisien: hanya pakai komponen yang dibutuhkan
  • Performa tinggi dengan request pipeline ringan
  • Dukungan dependency injection & integrasi React, Angular, Bootstrap
  • Cocok untuk aplikasi web & cloud modern

5. Spring Boot

Spring Boot adalah framework Java open-source yang mempermudah pengembangan aplikasi web dan microservices.

Dengan prinsip “konvensi atas konfigurasi”, developer bisa membuat aplikasi tanpa repot pengaturan rumit.

Framework ini mendukung aplikasi standalone lewat server tersemat seperti Tomcat, menyediakan starter packs untuk dependensi, serta fitur monitoring bawaan untuk pengelolaan aplikasi.

Keunggulan utama Spring Boot:

  • Autoconfiguration otomatis
  • Server tersemat (Tomcat/Jetty)
  • Starter packs dependensi
  • Dukungan microservices
  • Fitur monitoring bawaan

Framework Mobile App

1. Ionic

Ionic adalah framework open-source untuk membangun aplikasi mobile hybrid menggunakan teknologi web standar seperti HTML, CSS, dan JavaScript.

Dengan satu basis kode, aplikasi yang dibuat di Ionic bisa dijalankan di Android maupun iOS, sehingga lebih hemat waktu dan biaya pengembangan.

Framework ini menyediakan komponen UI khusus mobile seperti tombol, daftar, kartu, form, dan tab, yang memudahkan developer membuat tampilan menarik dan responsif.

Selain itu, Ionic mendukung integrasi dengan plugin (Cordova atau Capacitor) untuk mengakses fitur native perangkat seperti kamera dan GPS.

Keunggulan utama Ionic:

  • Cross-platform dengan satu basis kode (Android & iOS)
  • Berbasis teknologi web (HTML, CSS, JS) yang mudah dipelajari
  • Komponen UI mobile siap pakai
  • Dukungan plugin untuk akses fitur native
  • Gratis dan open-source

2. React Native

React Native adalah framework open-source berbasis JavaScript yang dikembangkan oleh Meta (Facebook) untuk membangun aplikasi mobile lintas platform (iOS & Android) menggunakan satu basis kode.

Framework ini memanfaatkan React sebagai dasar, dengan komponen UI khusus yang langsung dirender ke komponen native perangkat sehingga hasilnya mirip aplikasi native.

Dengan JSX dan integrasi ke API platform, React Native mampu menghadirkan pengalaman aplikasi yang optimal, berbeda dengan aplikasi hybrid berbasis webview.

Framework ini digunakan oleh banyak perusahaan besar, seperti Facebook, Instagram, dan Airbnb.

Keunggulan utama React Native:

  • Satu kode untuk iOS & Android (hemat waktu & biaya)
  • Performa mendekati aplikasi native
  • Dukungan komunitas besar & ekosistem luas
  • Mudah diintegrasikan dengan kode native jika dibutuhkan

3. Flutter

Flutter adalah framework open-source yang dikembangkan oleh Google untuk membangun aplikasi lintas platform (iOS, Android, web, hingga desktop) hanya dengan satu basis kode. 

Framework ini menggunakan bahasa pemrograman Dart, yang dirancang untuk pengembangan aplikasi cepat dan efisien.

Flutter berbasis pada konsep widget sebagai elemen UI utama, sehingga semua komponen antarmuka dapat dibuat dan dikustomisasi dengan mudah. Salah satu fitur terbaiknya adalah hot reload, yang memungkinkan developer melihat perubahan kode secara instan tanpa restart aplikasi, sehingga mempercepat proses pengembangan.

Keunggulan utama Flutter:

  • Satu kode untuk banyak platform (mobile, web, desktop)
  • Performa tinggi dan UI mendekati native
  • Hot reload untuk pengembangan lebih cepat
  • UI modern & konsisten dengan sistem berbasis widget

Framework CSS / UI

1. Tailwind CSS

Tailwind CSS adalah framework CSS utility-first yang memungkinkan developer mengatur style langsung di elemen HTML menggunakan kelas-kelas kecil, tanpa perlu menulis banyak CSS kustom.

Dengan pendekatan ini, pengembangan UI menjadi lebih cepat, efisien, dan fleksibel.

Berbeda dari Bootstrap yang menyediakan komponen dengan gaya bawaan, Tailwind berfungsi sebagai “building blocks” yang bisa dikombinasikan untuk menciptakan desain unik sesuai kebutuhan proyek. 

Fleksibilitas ini membuat Tailwind sangat populer dalam pengembangan UI modern dan responsif.

Keunggulan utama Tailwind CSS:

  • Utility-first: styling langsung via kelas HTML
  • Responsif dengan kelas bawaan
  • Tingkat kustomisasi tinggi (tema, warna, ukuran)
  • File CSS ringan dengan purge-css
  • Dukungan dark mode, animasi, flexbox, dan grid

2. Bootstrap

Bootstrap adalah framework berbasis HTML, CSS, dan JavaScript yang dirancang untuk memudahkan pembuatan website responsif dan mobile-first.

Framework ini menyediakan berbagai komponen siap pakai seperti layout grid, tombol, navigasi, form, hingga tipografi, sehingga developer tidak perlu menulis CSS dari nol.

Awalnya dikembangkan oleh tim Twitter, Bootstrap kini menjadi salah satu framework paling populer karena kemudahan penggunaan, konsistensi desain, dan dukungan komunitas yang luas.

Dengan file bawaan seperti bootstrap.css dan bootstrap.js, pengembangan antarmuka menjadi lebih cepat dan efisien.

Keunggulan utama Bootstrap:

  • Responsif & mobile-first secara default
  • Komponen UI siap pakai (form, tombol, navigasi, dll.)
  • Grid system untuk tata letak fleksibel
  • Dukungan plugin JavaScript berbasis jQuery
  • Komunitas besar & dokumentasi lengkap

3. MUI (Material-UI)

MUI adalah pustaka komponen UI berbasis React yang mengikuti standar Material Design dari Google.

Framework ini banyak digunakan untuk membangun antarmuka pengguna yang modern, responsif, dan konsisten, dengan koleksi komponen siap pakai seperti tombol, form, tabel, kartu, dan notifikasi.

Dengan dukungan tema, responsivitas otomatis, serta integrasi mulus dengan ekosistem React, MUI membantu developer membangun aplikasi lebih cepat tanpa harus membuat komponen dari awal.

Framework ini juga didukung komunitas besar dan dokumentasi lengkap, sehingga mudah dipelajari.

Keunggulan utama MUI:

  • Koleksi komponen siap pakai sesuai Material Design
  • Kustomisasi tampilan & tema yang fleksibel
  • Responsif otomatis di berbagai perangkat
  • Performa optimal dengan code splitting & lazy loading
  • Dukungan komunitas besar & dokumentasi lengkap

Pilih Framework yang Tepat, Lawencon Hadirkan Tenaga Ahlinya

Memilih framework yang sesuai hanyalah awal dari perjalanan pengembangan. Tantangan berikutnya adalah memastikan framework tersebut dimaksimalkan oleh tim yang tepat.

Lawencon memahami bahwa setiap framework, mulai dari Express.js yang ringan hingga Spring yang komprehensif, memerlukan keahlian khusus. 

Oleh karena itu, kami menyediakan tenaga IT profesional berpengalaman yang siap membantu membangun proyek Anda di atas fondasi kode yang solid, efisien, dan berkelanjutan.

Dapatkan Developer dengan Keahlian Spesifik untuk Kebutuhan Proyek Anda!

Artikel Terkait