Read Time: 5 minute(s)

Deployment: Arti, Tujuan, Proses, Jenis, Manfaat, dan Contohnya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Deployement: Arti, Tujuan, Proses, Jenis, Manfaat, dan Contohnya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Dalam dunia pengembangan software, deployment adalah salah satu tahap krusial dalam software development life cycle. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi yang telah dikembangkan bisa diakses dan digunakan oleh pengguna akhir.

Artikel ini akan membahas arti, tujuan, proses, jenis, manfaat, contoh, serta strategi terbaik untuk melakukan deployment. Mari simak sampai tuntas.

Pengertian

Deployment adalah proses memindahkan aplikasi atau sistem dari lingkungan pengembangan (development environment) ke lingkungan produksi (production environment), di mana aplikasi tersebut dapat digunakan oleh pengguna sebenarnya.

Merujuk pada laman Dicoding, deployment melibatkan penempatan aplikasi atau layanan ke server agar bisa diakses oleh user melalui jaringan internet atau intranet.

Proses ini mencakup sederet proses, mulai dari penyiapan server, penyusunan konfigurasi, hingga peluncuran aplikasi supaya dapat beroperasi secara efektif di lingkungan produksi.

Tujuan Deployment

Tujuan utama deployment adalah untuk menyediakan aplikasi yang siap digunakan oleh pengguna akhir. Dengan adanya tahap ini, aplikasi yang telah dikembangkan dapat berjalan secara real-time dan digunakan sesuai fungsinya.

Selain itu, tujuan lainnya meliputi:

  • Memastikan aksesibilitas, sehingga pengguna dapat mengakses aplikasi kapan saja.
  • Stabilitas, sehingga menjamin aplikasi berjalan dengan baik dan stabil di lingkungan produksi.
  • Kepuasan pengguna, karena mampu menyediakan aplikasi dengan performa yang optimal dan meminimalisir terjadinya downtime atau gangguan.

Proses Deployment

Proses deployment biasanya melibatkan beberapa tahapan, yaitu:

  1. Build, melibatkan kompilasi dan penyusunan kode menjadi aplikasi yang siap dijalankan.
  2. Testing, yakni uji coba aplikasi untuk memastikan bahwa tidak ada bug atau kesalahan sebelum aplikasi diluncurkan.
  3. Release, yaitu mengirimkan versi aplikasi yang telah teruji ke lingkungan produksi.
  4. Monitoring, yakni memantau performa aplikasi setelah di-deploy untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
  5. Maintenance, berupa perawatan rutin untuk memperbaiki masalah atau memperbarui fitur.

Melansir dari laman RevoU, proses deployment yang efektif sangat bergantung pada otomasi dan integrasi berkelanjutan (CI/CD) untuk memastikan setiap perubahan dapat diuji dan diluncurkan dengan cepat dan aman.

Baca Juga: Mengenal Software Tester Tugas Skill dan Gajinya

Jenis Deployment

Ada beberapa jenis deployment yang bisa digunakan tergantung pada kebutuhan proyek, di antaranya:

  • On-Premises Deployment: di mana aplikasi ditempatkan di server yang berada di lokasi fisik perusahaan, dan semua infrastruktur dan perangkat keras dikelola secara internal oleh tim IT perusahaan.

Model ini memberikan kontrol penuh atas data dan sistem, tetapi memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi.

  • Cloud Deployment: di mana aplikasi ditempatkan di server cloud yang dikelola oleh penyedia layanan seperti AWS, Google Cloud, atau Microsoft Azure.

Jenis ini menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas, serta memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya infrastruktur karena tidak perlu mengelola server secara langsung.

  • Container Deployment: melibatkan penggunaan container, seperti Docker, untuk mengemas aplikasi dan dependensinya ke dalam unit yang terisolasi.

Jenis ini memungkinkan aplikasi dijalankan secara konsisten di berbagai lingkungan, baik lokal maupun cloud. Cenderung efisien dalam penggunaan sumber daya.

  • Serverless Deployment: Pada jenis ini, pengembang tidak perlu mengelola server. Penyedia layanan cloud menjalankan aplikasi secara otomatis berdasarkan kebutuhan, dan pengembang hanya membayar untuk sumber daya yang digunakan.

Dengan begitu, pengelolaan aplikasi jadi lebih mudah sekaligus mengurangi biaya operasional. Namun, model ini mungkin tidak cocok untuk aplikasi yang sangat kompleks.

  • Hybrid Deployment: yaitu kombinasi dari berbagai model deployment, misalnya menggabungkan on-premises dan cloud deployment. Model ini memungkinkan perusahaan untuk menjaga kontrol atas data sensitif di lokasi fisik mereka, sementara bagian lain dari aplikasi dapat memanfaatkan fleksibilitas cloud.

Hybrid deployment menawarkan keseimbangan antara kontrol, skalabilitas, dan efisiensi biaya.

Manfaat Deployment

Deployment adalah kemampuan untuk terus meningkatkan aplikasi melalui iterasi yang cepat, sehingga aplikasi tetap relevan dan up-to-date. Selain itu, beberapa manfaat utamanya yang lain adalah:

  • Meningkatkan kecepatan penyampaian produk. Dengan begitu, perusahaan dapat merilis produk atau fitur baru dengan lebih cepat, yang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
  • Kemampuan Otomasi. Dengan alat deployment otomatis, tim dapat fokus pada pengembangan aplikasi tanpa harus khawatir tentang peluncuran manual yang memakan waktu.
  • Skalabilitas. Proses deployment yang terstruktur membantu aplikasi untuk tumbuh dan beradaptasi dengan jumlah pengguna yang semakin besar.

Contoh Deployment

Contoh deployment yang sering digunakan dalam pengembangan aplikasi termasuk:

  • Deployment aplikasi web. Contohnya seperti website e-commerce yang di-deploy ke server cloud seperti AWS atau Google Cloud.
  • Mobile app deployment. Contohnya aplikasi yang diunggah ke Google Play Store atau Apple App Store.
  • Microservices deployment, yaitu kegiatan memisahkan aplikasi menjadi layanan-layanan kecil yang di-deploy secara independen untuk memudahkan pengelolaan dan skala.

Strategi Deployment

Strategi yang baik mencakup beberapa tahap, yakni: Perencanaan, penggunaan alat otomatisasi seperti Jenkins atau GitLab CI, dan pemilihan jenis deployment yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Melakukan hal ini secara terstruktur dan bertahap dapat mengurangi risiko terjadinya downtime dan meningkatkan stabilitas aplikasi.

Strategi yang umum diterapkan biasanya meliputi CI/CD pipelines, yang memungkinkan pengembangan, pengujian, dan deployment secara berkesinambungan dan otomatis.

Susah Cari SDM yang Bisa Deployment? Ambil Talent dari Lawencon aja!

Mencari tenaga kerja yang ahli dalam melakukan deployment bisa menjadi tantangan besar, terutama ketika Anda membutuhkan implementasi yang cepat dan tepat.

Jika Anda kesulitan menemukan SDM yang andal, Lawencon hadir untuk membantu. Lawencon merupakan vendor IT outsourcing menyediakan talenta berpengalaman di bidang IT yang siap membantu proyek Anda berjalan lancar dari tahap pengembangan hingga peluncuran produk.

Tunggu apa lagi? Hubungi Lawencon di sini dan Raih kesuksesan bisnis Anda bersama Lawencon!

Artikel Terkait