Read Time: 6 minute(s)

Apa Itu DevOps? Tugas, Skill, Roadmap, dan Gajinya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Apa Itu DevOps? Tugas, Skill, Roadmap, dan Gajinya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, DevOps atau Development Operations telah menjadi salah satu pendekatan paling populer di banyak perusahaan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi, efisiensi, dan kecepatan dalam pengiriman produk.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang pengertian, tugas, keterampilan yang dibutuhkan, serta gaji seorang DevOps Engineer di Indonesia. Simak sampai tuntas.

Apa Itu DevOps?

Jika Anda adalah seorang programmer, DevOps mungkin bukanlah hal yang asing. Istilah ini bukan merujuk pada sejenis aplikasi maupun software tertentu, melainkan sebuah metodologi di dunia IT.

Sesuai namanya, metodologi ini menggabungkan praktik pengembangan software (Development) dan operasi IT (Operations) untuk memungkinkan perusahaan merespons perubahan dengan lebih cepat.

DevOps tidak hanya melibatkan teknologi, tetapi juga berfokus pada budaya kerja yang kolaboratif antara tim pengembang software dan tim operasi IT, yang sebelumnya bekerja sendiri-sendiri.

Tujuan utama dari digunakannya pendekatan ini adalah untuk mempercepat siklus development, meningkatkan kualitas produk, dan meminimalisir terjadinya downtime atau waktu henti aplikasi.

Dengan mengintegrasikan proses pengembangan software dan operasi IT, DevOps memungkinkan perusahaan untuk merilis produk atau fitur baru dengan lebih cepat dan lebih sering.

Hal ini sangatlah penting dalam era digital yang makin kompetitif dewasa ini, di mana perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan permintaan pasar dan teknologi baru.

Tugas dan Tanggung Jawab DevOps Engineer

Seorang DevOps Engineer memiliki peran yang sangat penting dalam penerapan dan pengelolaan proses DevOps. Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab utama yang diemban oleh DevOps Engineer:

1. Mengotomatisasi Proses Pengembangan

DevOps Engineer bertanggung jawab untuk mengembangkan teknologi otomasi berbagai proses, seperti deployment (penyebaran aplikasi), testing, dan monitoring. Hal ini membantu mempercepat siklus pengembangan dan mengurangi risiko kesalahan manusia.

2. Mengelola Infrastruktur

Mereka bertugas merancang, mengelola, dan memelihara infrastruktur cloud atau server yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi yang dikembangkan. Untuk menjalankan tugas ini dengan lancar, dibutuhkan pemahaman yang baik tentang infrastruktur-as-code (IaC).

3. Kolaborasi dengan Tim Pengembang dan Operasi

DevOps Engineer harus bekerja sama dengan tim pengembang untuk memahami kebutuhan mereka, serta bekerja sama dengan tim operasi untuk memastikan bahwa infrastruktur yang dimiliki mampu menunjang kebutuhan tersebut.

4. Melakukan Monitoring dan Maintenance

Mereka juga bertanggung jawab untuk memantau kinerja aplikasi dan infrastruktur secara real-time. Jika terjadi masalah, mereka harus segera mengambil tindakan untuk menyelesaikannya, sehingga downtime (waktu henti) bisa diminimalisir.

Skill yang Diperlukan untuk DevOps Engineer

Untuk menjadi seorang DevOps Engineer yang efektif, terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki, antara lain:

1. Pemahaman tentang Infrastruktur Cloud

DevOps Engineer harus menguasai platform cloud seperti AWS, Google Cloud, atau Microsoft Azure. Mereka harus memahami cara mengelola sumber daya cloud secara efisien dan cara mengotomatisasi deployment melalui cloud infrastructure.

2. Kemampuan Pemrograman dan Scripting

Menguasai bahasa pemrograman seperti Python, Ruby, atau Shell scripting sangatlah penting untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin. Keterampilan ini akan membantu DevOps Engineer dalam mengembangkan tools internal atau melakukan integrasi antar sistem.

3. Berpengalaman dengan CI/CD

Memahami konsep Continuous Integration (CI) dan Continuous Deployment (CD) sangatlah penting. DevOps Engineer harus mampu mengimplementasikan pipeline CI/CD untuk memastikan bahwa pengembangan dan penyebaran kode bisa berjalan secara cepat dan otomatis.

4. Keterampilan Monitoring dan Log Management

Menguasai alat monitoring seperti Prometheus, Grafana, atau ELK Stack juga sangat diperlukan untuk memantau kinerja sistem dan aplikasi. DevOps Engineer harus dapat menganalisis log dan metrik untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaikinya.

5. Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi

DevOps Engineer harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif dengan berbagai tim, termasuk tim developer, tim operasi IT, dan pihak manajemen. Mereka harus mampu bekerja dalam lingkungan yang kolaboratif dan fleksibel untuk mencapai tujuan bersama.

Manfaat DevOps

Mengadopsi DevOps membawa banyak manfaat bagi perusahaan, di antaranya:

  • Meningkatkan kecepatan development dan deployment. Dengan menerapkan DevOps, siklus pengembangan produk digital bisa menjadi lebih cepat. Tim dapat merilis fitur-fitur baru dengan lebih sering dan merespons perubahan dengan lebih cepat.
  • Meningkatkan kualitas produk. Adanya otomatisasi pada proses testing dan deployment bisa mengurangi risiko terjadinya human error dan meningkatkan kualitas produk akhir yang dihasilkan.
  • Kolaborasi yang lebih baik. Penerapan DevOps mendorong kerja sama yang lebih baik antara tim pengembang dan tim operasi, sehingga mengurangi potensi konflik antar departemen.

Tantangan dalam Mengadopsi DevOps

Namun, meski banyak memiliki manfaat, penerapan DevOps tidak selalu mudah. Beberapa tantangan utama yang kerap dihadapi adalah:

1. Perubahan Budaya Organisasi

Mengadopsi metodologi satu ini membutuhkan perubahan budaya dalam organisasi, terutama dalam hal kolaborasi antara tim pengembang dan operasi yang biasanya bekerja secara terpisah.

2. Kebutuhan akan Skill yang Luas

Penerapan metodologi ini membutuhkan adanya kombinasi keterampilan dari berbagai bidang, mulai dari pemrograman, infrastruktur, hingga manajemen proyek. Oleh karenanya, menemukan DevOps Engineer dengan keterampilan yang lengkap menjadi cukup sulit.

3. Infrastruktur yang Kompleks

Implementasi DevOps sering kali membutuhkan perubahan besar dalam infrastruktur dan proses bisnis, sehingga bisa menjadi tantangan bagi perusahaan yang kurang mempersiapkan diri.

Roadmap DevOps

Untuk menjadi seorang DevOps Engineer yang sukses, berikut adalah roadmap atau langkah-langkah yang bisa diikuti:

  1. Pelajari dasar-dasar pemrograman dan scripting. Mulailah dengan mempelajari bahasa pemrograman dasar seperti Python atau Bash scripting.
  2. Pahami infrastruktur dan cloud computing: Pelajari tentang server, jaringan, dan platform cloud seperti AWS atau Azure untuk memahami bagaimana aplikasi dikelola dan diotomatisasi di lingkungan cloud.
  3. Menguasai otomatisasi dengan alat CI/CD: Kuasai alat-alat seperti Jenkins, GitLab CI, atau CircleCI untuk mengotomatisasi pipeline pengembangan dan deployment aplikasi.
  4. Pelajari monitoring dan log management. Kuasai juga alat monitoring seperti Prometheus dan Grafana untuk memantau aplikasi dan infrastruktur secara real-time.

Gaji DevOps di Indonesia

Gaji seorang DevOps Engineer di Indonesia sendiri bervariasi tergantung pada tingkat pengalaman dan perusahaan tempat mereka bekerja. Namun, secara umum, gaji DevOps Engineer di Indonesia tergolong tinggi, yaitu berkisar antara Rp10.000.000 hingga Rp25.000.000 per bulan.

Nominal ini bisa lebih tinggi lagi jika mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak atau bekerja di perusahaan multinasional atau perusahaan teknologi besar.

Mahalan Mana Hire atau Outsource DevOps dari Lawencon?

Merekrut DevOps Engineer secara in-house bisa menjadi investasi besar. Selain gaji yang kompetitif, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya rekrutmen, pelatihan, serta benefit karyawan.

Di sisi lain, outsourcing DevOps dari perusahaan seperti Lawencon bisa menjadi solusi yang lebih hemat biaya. Dengan jasa outsourcing, Anda akan memperoleh akses ke tenaga ahli DevOps yang terampil tanpa perlu memikul beban administratif dan biaya overhead yang tinggi.

Outsourcing juga memberikan fleksibilitas yang lebih besar, terutama dalam pengelolaan proyek jangka pendek atau ad-hoc.

Temukan SDM DevOps Profesional dari Lawencon

Jika Anda mencari solusi DevOps yang efisien dan hemat biaya, Lawencon menyediakan outsource DevOps profesional yang siap membantu perusahaan Anda mengimplementasikan strateginya dengan sukses.

Dengan tim yang berpengalaman dan terlatih, Lawencon dapat membantu meningkatkan performa teknologi perusahaan Anda tanpa repot-repot menangani proses rekrutmen yang panjang. Ayo, segera kunjungi website kami dan jalin kerja sama sekarang juga!

Artikel Terkait