Dalam pemrograman dan analisis sistem, Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang digunakan untuk memodelkan aliran data dalam suatu sistem secara visual melalui simbol-simbol tertentu, memudahkan pemahaman, dan perancangan sistem.
Artikel ini akan menjelaskan pengertian, fungsi, serta bagaimana cara membuat DFD dengan baik dan benar.
Apa itu Data Flow Diagram?
Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah diagram yang menggambarkan aliran data dalam proses atau sistem informasi, termasuk input dan output dari setiap entitas serta proses yang terkait.
Dalam hal ini, DFD tidak mengatur alur kontrol, sehingga tidak mencakup aturan keputusan atau pengulangan. Bentuknya dapat menyerupai data flowchart, tetapi memiliki skema yang lebih terperinci.
Menurut Kenneth Kozar, DFD dapat bertujuan untuk menjembatani komunikasi antara pengguna dan sistem.
Hal ini berbeda dari Unified Modelling Language (UML), perbedaannya terletak pada aliran dan tujuan penyampaian informasi dalam diagram tersebut.
Baca juga: Data Center: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Cara Kerjanya
Simbol Umum dalam DFD
Simbol data flow diagram yang sering digunakan sebagai simbol utama, sebagai berikut.
Data Flow
Biasanya dilambangkan dengan simbol panah, data flow dapat menggambarkan bagaimana data bergerak dari terminator, dengan melalui proses, sehingga dapat tersimpan di data store.
Process
Dapat diwakili oleh simbol persegi panjang atau lingkaran dengan garis di dalamnya, process dapat mempresentasikan kegiatan pengolahan yang mengubah input menjadi output, menghasilkan format data yang berbeda.
External Entity (Source or Sink)
Dilambangkan dengan kotak atau persegi panjang, external entity dapat mewakili pihak di luar sistem, seperti dalam organisasi, individu, atau sistem lain yang dapat memberikan input atau menerima output dari sistem.
Data Store
Dapat digambarkan dengan dua garis paralel, data store digunakan sebagai tempat penyimpanan data atau database yang bisa dipakai di masa depan. Biasanya data store harus terhubung dengan setidaknya satu input dan output.
Macam-Macam Data Flow Diagram
DFD terdiri dari tiga jenis yang dapat disesuaikan dengan adanya kebutuhan bisnis atau sebuah proyek.
Diagram Level 0 (Diagram Konteks)
Diagram konteks atau level 0, memiliki tingkat yang paling sederhana yang dapat menggambarkan interaksi sistem dengan entitas eksternal.
Setiap proses dalam diagram dapat diberi nomor, mulai dari angka 0. Aliran data dapat diarahkan langsung ke sistem, tanpa menyertakan detail tentang data yang disimpan di data store.
Diagram Level 1
Selanjutnya pada diagram level 1 adalah pengembangan dari diagram konteks, di mana proses utama dipecah menjadi sub-proses yang lebih terperinci. Tingkat ini dapat memberikan gambaran lebih mendetail tentang tiap proses yang berjalan.
Diagram Level 2
Kemudian pada tahap yang lebih lanjut, dapat memberikan penjelasan lebih rinci pada setiap sub-proses. Pada penggunaan DFD level 2 jarang dilakukan, biasanya hanya dapat menggunakan dua level sebelumnya.
Baca juga: Data Warehouse: Karakteristik, Fungsi, dan Komponen Utamanya
Fungsi Data Flow Diagram
- Menyampaikan Rancangan Sistem. DFD dapat memudahkan penyampaian informasi melalui visual yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan, data yang disajikan dapat menggambarkan alur data secara terstruktur dengan pendekatan lebih efisien.
- Menggambarkan Suatu Sistem. Dapat menggambarkan sistem sebagai jaringan fungsional, di mana berbagai komponen saling terhubung melalui aliran data yang jelas.
- Dapat Merancang Model. DFD dapat merancang model baru dengan fokus pada fungsi tertentu dalam sistem. Hal ini memungkinkan pengembangan rincian lebih dari alur data yang ada.
Cara Membuat Data Flow Diagram
Menurut Lucidchart, terdapat empat aturan dalam pembuatan data flow diagram, berikut penjelasannya:
- Menentukan Jumlah Input dan Output. DFD harus dapat menggambarkan aliran informasi dari awal hingga akhir dan harus memiliki setidaknya satu input dan satu output agar diagram bisa dianggap valid.
- Keterkaitan dengan Data Store. Biasanya data store harus dihubungan minimal satu input dan output, ini dapat memastikan semua data dapat tersimpan dan diproses dalam sistem.
- Data Store Harus Diproses. Sebagai tempat penyimpan informasi (database), data store harus melewati proses tertentu untuk dapat menghasilkan output dalam DFD.
- Posisi Proses. Setiap proses dalam DFD harus dapat terhubung dengan proses lain atau data store, agar sistem yang dirancang berjalan dengan baik.
Manfaat dalam Menerapkan DFD
Menggunakan Data Flow Diagram dalam pengembangan sistem dapat menawarkan berbagai manfaat yang signifikan, diantaranya sebagai berikut.
- Mempermudah Pemahaman Sistem. DFD menyediakan visualisasi alur data dan sistem dengan jelas, agar dapat dipahami prosesnya secara keseluruhan.
- Meningkatkan Efisiensi Komunikasi. Dapat memfasilitasi komunikasi antara tim teknis dan non-teknis yang dapat memungkinkan diskusi lebih efisien tentang pengembangan dan perbaikan sistem.
- Mendeteksi Masalah Lebih Awal. Biasanya dapat mendeteksi potensi masalah dalam alur data atau proses sebelum implementasi, sehingga dapat mempercepat perbaikan.
- Mendukung Dokumentasi yang Lebih Baik. Data flow diagram dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang bagaimana sistem bekerja.
- Memudahkan Pengembangan Sistem. Dapat memungkinkan perencanaan dan pengembangan sistem lebih terstruktur, sehingga pengembang dapat fokus pada setiap detailnya.
Contoh Penerapan DFD
DFD sangat cocok digunakan untuk dapat menganalisis dan memodelkan berbagai jenis sistem di berbagai bidang.
DFD dalam Rekayasa Perangkat Lunak
Data flow diagram dapat memberikan pendekatan yang berfokus pada pengembangan teknis, penelitian lebih mendalam dapat dilakukan di awal untuk dapat mendukung proses pengkodean.
DFD dalam Analisis Bisnis
Analisis bisnis yang menggunakan DFD dapat mempelajari sistem yang ada dan mengidentifikasi inefisiensi. Pembuatan diagram dapat membantu mengungkapkan langkah yang mungkin terlewat atau tidak sepenuhnya dipahami.
DFD dalam Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR)
Dalam hal ini digunakan untuk memodelkan aliran data yang lebih efisien dalam proses bisnis, membantu organisasi memangkas biaya operasional, dapat meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan daya saing.
DFD dalam Pengembangan Tangkas (Agile)
Hal ini dapat dibantu oleh DFD untuk memvisualisasikan dan memahami persyaratan bisnis dan teknis, serta dapat membantu merencanakan langkah selanjutnya dan memiliki fungsi sebagai alat sederhana untuk komunikasi dan kolaborasi dalam mendukung pengembangan cepat.
DFD dalam Struktur Sistem
Sistem atau proses apa pun dapat dianalisis secara bertahap dengan menggunakan DFD, baik dari sisi teknis maupun non-teknis untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan.