Read Time: 7 minute(s)

Sedang Ingin Revamp? Ini Dampak, Tahapan, Biaya, dan Tandanya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Sedang Ingin Revamp? Ini Dampak, Tahapan, Biaya, dan Tandanya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Memiliki website yang menarik dan fungsional sangat penting untuk mendukung kesuksesan bisnis.

Namun, seiring berjalannya waktu, tampilan dan performa website Anda mungkin memerlukan perubahan agar tetap relevan dan kompetitif. Inilah saatnya untuk mempertimbangkan proses “revamp” website Anda.

Agar mampu meningkatkan produktivitas website, berikut ini adalah artikel yang membahas revamp, lengkap beserta tahapan melakukannya. Selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Revamp Website

Revamp adalah salah satu proses perubahan atau perbaikan pada website, tujuannya untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan bisnis dan relevan dengan target audiens. Fokus utama perbaikan ini terdapat pada peningkatan kinerja, fungsi, serta estetika website tanpa melakukan perubahan pada struktur dasarnya.

Alasan mengapa perusahaan melakukan revamp adalah untuk meningkatkan persaingannya di pasar yang kian ketat. Selain itu, Perubahan industri memaksa mereka untuk terus up to date pada kebutuhan pelanggan.

Maka dari itu, melalui revamp akan tercipta peningkatan pada performa website seperti kecepatan loading page, estetika, serta navigasi yang efisien menjadi hal yang perlu dilakukan. Sehingga, perusahaan mampu dan terus bersaing secara kompetitif di dunia digital saat ini. 

Perbedaan Revamp dan Redesign

Hal ini tentunya berbeda dengan redesign, sederhananya, revamp merupakan salah satu bentuk perubahan pada beberapa elemen dalam sebuah website tanpa harus mengubah desain dasarnya. Tujuan utamanya hanya untuk menyegarkan pengalaman pengguna, 

Sedangkan redesign adalah bentuk pengelolaan ulang sebuah website secara keseluruhan, mulai dari navigasi, fungsionalitas, tata letak, desain, dan lain sebagainya. Ini bertujuan untuk menciptakan produk website dan pengalaman baru bagi pengguna, serta meningkatkan performa dari segi kemudahan akses informasi. 

Selain itu, alasan revamp dilakukan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan beberapa bagian di dalam website. Sedangkan redesain dilakukan ketika sebuah website sudah ketinggalan zaman dan tidak memiliki identitas yang kuat terkait produk. 

Secara keseluruhan keduanya memiliki tujuan utama peningkatan performa, namun cakupan perubahan yang dilakukan berbeda, jika revamp hanya bagian-bagian tertentu saja, redesign mengubah struktur website secara keseluruhan. Dalam waktu pengerjaannya pun berbeda, redesign membutuhkan waktu pengejaan lebih lama dibandingkan dengan revamp. 

Dampak Revamp

Melakukan perbaikan pada sebuah website akan mendatangkan beberapa keuntungan bagi perusahaan. Berikut adalah dampak penerapan revamp berdasarkan beberapa sumber referensi:

  1. Meningkatkan Fungsionalitas: Revamp memungkinkan perbaikan pada bagian tertentu di sebuah website tanpa mengubah keseluruhan desain. Sehingga, fitur yang ada mampu dimaksimalkan sesuai kebutuhan pengguna.
  2. Optimasi Kinerja: Melalui revamp, kinerja website dapat dioptimalkan, seperti mempercepat loading page dan meningkatkan responsivitas di berbagai perangkat.
  3. Pembaruan Konten: Revamp memudahkan pembaruan konten. Informasi usang atau tidak relevan dapat digantikan dengan yang baru.
  4. Penyesuaian dengan Tren Terbaru: Revamp memungkinkan website untuk mengikuti tren dan teknologi terbaru tanpa mengubah seluruh tampilan.
  5. Meningkatkan Strategi SEO: Dengan konten terbaru dan struktur yang dioptimalkan, revamp membantu website meraih peringkat lebih tinggi di mesin pencari.
  6. Meningkatkan User Experience: Penyesuaian tertentu melalui revamp dapat meningkatkan pengalaman pengguna, membuat navigasi dan pencarian informasi lebih mudah.
  7. Mempertahankan Branding: Revamp memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan elemen branding yang sudah ada bersamaan dengan melakukan pembaruan.

Tahapan Melakukan Revamp

Bagi Anda yang ingin melakukan revamp pada suatu website, berikut ini beberapa tahapan yang dapat diikuti agar prosesnya berjalan dengan maksimal:

1. Kenali Tujuan

Langkah pertama ketika melakukan revamp adalah menentukan tujuan utama. Apakah tujuannya untuk meningkatkan konversi, memperbarui tampilan, atau meningkatkan kinerja SEO. Dengan begitu akan membantu perencanaan strategi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

2. Evaluasi Website

Selanjutnya, tinjau kondisi website saat ini untuk memastikan apa saja hal yang perlu ditingkatkan. Cara paling sederhana dalam mengevaluasi adalah dengan tools analitik, agar mampu menampilkan wawasan mengenai perilaku pengunjung, seperti halaman yang paling sering dikunjungi dan titik-titik dimana pengguna sering meninggalkan website.

3. Tentukan Prioritas

Menentukan fitur atau elemen apa saja yang perlu ditingkatkan merupakan tahapan selanjutnya. Dengan menentukan prioritas, Anda dapat fokus pada area yang memerlukan perhatian lebih sehingga waktu dan sumber daya dapat digunakan dengan lebih efisien.

4. Rancang Desain yang Responsif

Selanjutnya merancang desain yang responsif, patikan juga hal tersebut mampu kompatibel ke berbagai perangkat, termasuk ponsel, tablet, dan desktop. Desain responsif akan memastikan pengalaman pengguna yang konsisten dan menyenangkan, terlepas dari perangkat yang digunakan.

5. Evaluasi dan Uji Website

Setelah keempat tahapan tersebut selesai dilakukan, lakukanlah pengujian secara menyeluruh. Periksalah banyak hal termasuk waktu loading page, fungsionalitas, dan kompatibilitas dan lain sebagainya. Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa semua elemen bekerja dengan baik dan pengguna tidak mengalami masalah saat mengakses website.

6. Luncurkan dan Pantau

Setelah selesai, Anda dapat meluncurkan website yang telah di revamp. Namun jangan lupa untuk memantau kinerjanya serta sesuaikan kebutuhan berdasarkan data dan umpan balik dari pengguna.

Estimasi Biaya Revamp

Dalam melakukan revamp sebuah website, ada beberapa faktor yang perlu diketahui sebelum membuat estimasi biaya. Faktor-faktor berikut ini bisa mempengaruhi biaya yang dikeluarkan, antaranya:

1. Biaya Utama

Membuat sebuah website, tentu memerlukan nama domain dan hosting. Di Indonesia, ada beberapa penyedia domain dan hosting yang bisa dibeli sepaket, sehingga memudahkan untuk memiliki domain.

2. Desain Website

Dalam men-desain sebuah website, memerlukan beberapa tahapan seperti:

  • Ketahui website anda bergerak dalam bidang apa (Teknologi, FnB, E-Commerce, dll)
  • Mencari daftar kompetitor sesuai preferensi bisnis
  • Membuat wireframe website
  • Perancangan UI/UX Website

3. Fitur E-Commerce

Beberapa kasus, ada beberapa website yang memerlukan fitur seperti jumlah stok, pilihan pembayaran, pilihan jasa pengiriman, chatbot, dan daftar produk. Fitur-fitur tersebut, selain membutuhkan kemampuan yang mumpuni, ada beberapa yang memerlukan biaya yang dikeluarkan seperti untuk API.

4. Penggunaan Plugin

Bagi yang ingin mengembangkan website melalui wordpress, memang sudah tersedia plugin yang gratis, tetapi juga ada yang berbayar. Plugin gratis pun tidak semua bersifat gratis, ada beberapa fitur yang lebih kompleks dan perlu biaya tambahan (add-ons).

5. Marketing dan SEO

Pembuatan website tentu memiliki tujuan seperti bisnis, blogging, berita, ataupun personal branding. Jika website sulit untuk dicari oleh umum, maka tujuan pembuatan website menjadi kurang maksimal.

Mayoritas penyedia jasa revamp tidak memahami hal ini dan tidak menyediakannya, sehingga perlu hati-hati dalam menentukan perusahaan mana yang bisa membantu anda dalam me-revamp website dengan benar.

6. Maintenance Website

Sebuah website bisa saja terjadi kerusakan, malfungsi (error), diretas oleh hacker, ataupun loading website menjadi lambat. Maintenance ini sangat diperlukan untuk menjaga website anda dalam kondisi yang optimal.

7. Total Biaya

Dari beberapa faktor yang telah disebutkan, biaya untuk melakukan sebuah revamp tidak dapat diprediksi dengan baik karena ada banyak pertimbangannya. Tetapi sebagai gambaran, ada jasa penyedia revamp yang murah tetapi memang murahan, ada yang butuh tambahan sedikit biaya tetapi hasilnya memuaskan.

Berhati-hatilah dalam melakukan revamp dan pertimbangkan sebaik mungkin dengan tim anda. Karena revamp bukan hanya perubahan sebuah website melainkan bisa berpengaruh terhadap kepuasan konsumen atau pembaca.

Untuk mengantisipasinya, lawencon sudah menyediakan beberapa tanda bahwa website anda memerlukan revamp.

Tanda-tanda Anda Harus Melakukan Revamp

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus melakukan revamp pada website mereka. Diambil dari Mediaboom, berikut adalah beberapa hal yang menandakan revamp perlu dilakukan. 

1. Tampilan Usang

Tampilan website yang sudah usang dan ketinggalan zaman merupakan salah satu tanda bahwa website Anda perlu diperbaharui, karena hal ini akan berpengaruh pada daya saing bisnis di dunia digital dan juga jumlah kunjungan pengguna yang kian menurun. 

2. Penurunan Traffic

Seperti poin sebelumnya penurunan trafik juga dapat menjadi salah satu tanda bahwa website harus segera di revamp, sebab pengunjung tak lagi menganggap website tersebut menarik dan relevan dengan mereka. 

3. Kinerja Website Mulai Lambat

Loading page yang lambat dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan akan tidak optimal pada mesin pencarian seperti Google atau Yahoo. Jika terus dilanjutkan maka ini berdampak pada trafik yang terus menurun. Maka dari itu perlulah dilakukan peningkatan pada kecepatan sebuah website agar mampu meningkatkan kinerjanya.

4. Website Tidak Responsif

Dengan meningkatnya penggunaan perangkat seluler, memiliki website yang responsif menjadi keharusan. Jika tampilan website kurang maksimal di mobile device, ini adalah tanda jelas bahwa website memerlukan revamp.

5. Tujuan Bisnis Berubah

Perubahan pada tujuan bisnis juga menjadi alasan mengapa sebuah website harus di revamp. Hal ini dikarenakan, pengadaan suatu website harus sesuai dengan tujuan perusahaan dan mendukung target bisnis yang baru.

6. Masalah Keamanan

Keamanan sebuah website akan terus menjadi isu yang penting selama berjalannya sebuah bisnis di dunia digital. Hal ini guna memastikan data tetap terjaga dengan aman. Maka dari itu melakukan revamp akan memungkinkan perusahaan untuk terus memperbaiki dan memperkuat keamanannya. 

7. Feedback Negatif dari Audiens

Timbal balik negatif dari banyak audiens mengenai navigasi, tampilan, atau fungsionalitas suatu website menjadi satu tanda bahwa Anda harus segera melakukan revamp. Dengan begitu perusahaan dapat memperbaiki masalah-masalah yang ada dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Penutup

Itulah penjelasan mengenai revamp beserta manfaat, cara penerapan, estimasi, serta alasan-alasan yang melatarbelakangi penerapannya. Untuk itu perusahaan harus terus mengawasi kinerja website mereka agar mengetahui waktu serta bagian mana saja yang perlu mendapatkan revamp atau perbaikan.

Dengan website yang responsif, kompatibel di banyak perangkat, optimal, serta maksimal dalam kinerjanya akan membantu perusahaan dalam meningkatkan perkembangan bisnis.

Artikel Terkait