Menjaga keamanan sistem dan data menjadi hal utama di era digital yang marak akan serangan siber seperti sekarang ini. Penetration testing atau uji penetrasi adalah satu cara untuk memastikan keamanan sistem.
Tahapan ini bisa membantu perusahaan mengidentifikasi keamanan sebelum dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Untuk tahu lebih jauh tentang penetration testing beserta fungsi dan jenisnya, simak tulisan di bawah selengkapnya.
Apa Itu Penetration Testing
Penetration testing adalah proses pengujian sistem keamanan jaringan atau aplikasi yang bertujuan untuk menemukan kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh hacker.
Penetration testing diibaratkan sebagai penyerang yang mencoba untuk masuk ke dalam sistem dengan berbagai metode yang biasa digunakan oleh para hacker. Namun, metode ini tidak hanya digunakan untuk menemukan kelemahan.
Penetration testing juga digunakan untuk menguji seberapa baik sistem keamanan dalam menangkal serangan yang sebenarnya.
Baca juga: Apa Itu Functional Testing? Manfaat, Proses, dan Jenis-Jenisnya
Tujuan Penetration Testing
Selain mengidentifikasi kelemahan sistem keamanan, penetration testing juga memiliki beberapa tujuan utama, yakni:
1. Mematuhi Regulasi
Beberapa perusahaan memiliki regulasi keamanan data yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan penetration testing secara berkala, seperti regulasi GDPR di Eropa atau standar keamanan ISO.
2. Mengurangi Risiko
Dengan mengetahui kelemahan sistem keamanan, risiko serangan siber bisa lebih diminimalisir. Hal ini dapat melindungi perusahaan dari kehilangan data atau kerusakan sistem yang disebabkan oleh serangan siber.
3. Menguji Keamanan
Seperti yang telah disampaikan, uji penetrasi digunakan untuk memeriksa apakah keamanan yang telah diterapkan telah berfungsi sebagaimana mestinya.
Seperti misalnya, apakah enkripsi data atau sistem deteksi intrusi mampu menghadapi ancaman siber yang nyata.
Jenis Penetration Testing
Terdapat beberapa jenis penetration testing yang sering digunakan, masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda tergantung pada apa yang ingin diuji. Berikut adalah beberapa jenis utamanya:
1. External Testing
Jenis pengujian ini fokus pada sistem eksternal dari luar jaringan, seperti server web atau firewall yang mengamankan jaringan. Tujuannya adalah untuk melihat apakah sistem bisa ditembus dari luar jaringan.
2. Internal Testing
Tes ini mensimulasikan serangan dari dalam jaringan perusahaan, misalnya oleh seseorang yang memiliki akses ke sistem internal, seperti karyawan.
3. Black Box Testing
Merupakan jenis uji di mana pen-tester tidak memiliki informasi mengenai sistem yang akan diuji, sehingga mereka mendekati sistem layaknya peretas eksternal dengan mencari sendiri celah keamanan dengan percobaan.
4. White Box Testing
Dalam jenis uji ini, pen-tester memiliki akses penuh ke semua informasi tentang sistem yang diuji. Tes ini biasanya lebih detail dan mendalam karena penguji tahu persis di mana letak titik lemah yang mungkin terjadi.
5. Gray Box Testing
Jenis uji yang memberi sebagian informasi tentang sistem kepada pen-tester untuk merepresentasikan serangan yang dilakukan oleh orang dalam yang mungkin memiliki pengetahuan terbatas tentang sistem.
Fungsi Penetration Testing
Sama seperti tujuannya, penetration testing memiliki beberapa fungsi penting yang menjadikannya sebagai kunci dalam keamanan perusahaan.
1. Mendeteksi Kerentanan Sistem Keamanan
Penetration testing dirancang untuk menemukan kelemahan keamanan yang mungkin tidak terdeteksi pada pemeriksaan rutin.
Dengan mendeteksi kelemahan ini dari awal, perusahaan dapat segera melakukan perbaikan sebelum kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh hacker.
2. Mengukur Efektivitas Keamanan
Tes ini membantu memverifikasi apakah langkah-langkah keamanan yang telah diterapkan, seperti firewall dan enkripsi, benar-benar efektif dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Tahapan Penetration Testing
Penetration testing biasanya dimulai dengan beberapa tahapan, yakni:
1. Perencanaan (Planning)
Tahapan awal di mana penguji akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sistem target, mulai dari alamat IP, informasi jaringan, hingga layanan yang digunakan.
2. Pemindaian (Scanning)
Setelah informasi terkumpul, penguji melakukan scanning terhadap sistem untuk mencari potensi kelemahan dengan penggunaan alat otomatis untuk memindai port terbuka atau mencari celah keamanan yang diketahui.
3. Mendapatkan Akses (Gaining Access)
Jika penguji menemukan celah, mereka mencoba mengeksploitasi kelemahan tersebut untuk melihat sejauh mana mereka bisa mendapat akses ke dalam sistem.
4. Penyusupan (Post-Exploitation)
Setelah berhasil menembus sistem, penguji akan menyusup lebih jauh, seperti mencuri data sensitif atau mengambil alih kontrol atas sistem.
5. Pelaporan (Reporting)
Setelah semua tahapan dilalui, penguji akan membuat laporan rinci terkait semua kerentanan yang ditemukan, cara mendapat akses, serta rekomendasi perbaikan.
Kesimpulan
Penetration testing menjadi kunci penting dalam menjaga sistem keamanan data perusahaan dari ancaman serangan siber. Dengan memahami uji ini dan menjalankannya secara rutin, perusahaan dapat mendeteksi kerentanan lebih awal.
Jika Anda ingin menjaga keamanan sistem perusahaan Anda dari potensi serangan siber, penetration testing adalah salah satu solusi yang wajib dipertimbangkan.