Read Time: 4 minute(s)

Apa itu Heatmap? Panduan dan Tools yang Digunakan

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Apa itu Heatmap? Panduan dan Tools yang Digunakan
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Beberapa dari kamu mungkin sudah familiar dengan istilah heatmap atau peta panas, bahwa sebenarnya heatmap sudah lama digunakan sejak 1800-an dan semakin berkembang di era digital saat ini. 

Biasanya, heat map digunakan untuk dapat menggambarkan suhu suatu area dan potensi bencana. Akan tetapi, ternyata heatmap juga berhubungan dengan website.

Ingin tahu bagaimana fungsi dan cara kerjanya dalam konteks website? simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Apa itu Heatmap?

Heatmap adalah metode pemetaan atau visualisasi data dengan menggunakan berbagai warna untuk mewakili informasi dari aktivitas pengunjung suatu website. Biasanya, nilai yang lebih tinggi dalam kelompok data akan ditandai dengan warna yang lebih gelap, seringkali berwarna merah.

Secara umum, visualisasi data dengan warna dapat memudahkan pemahaman karena kelompok warna yang jelas dapat membuat data lebih mudah untuk dipahami. Heatmap dapat memungkinkan pemahaman data yang banyak dengan lebih cepat dan efektif.

Maka dari itu, dengan menggunakan heatmap dapat lebih mudah memahami aktivitas  pengguna dan menganalisis data visualisasi tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari perilaku pengguna di halaman website.

Jenis-Jenis Heatmap

Setelah memahami pengertian heatmap, penting juga untuk mengetahui berbagai jenisnya.

1. Click Heatmap

    Click heatmap adalah alat yang dapat digunakan untuk menganalisis pengguna mengklik elemen yang dirancang untuk di klik, seperti tombol, link, atau call-to-action. Kamu bisa mengetahui dengan cepat elemen yang paling menarik perhatian pengguna.

    Visual yang ditampilkan biasanya berwarna gelap untuk area yang lebih sering diklik dan lebih terang untuk area yang jarang di klik.

    2. Scroll Heatmap

      Scroll heatmap dapat memberikan gambaran visual tentang sejauh mana pengguna dapat menggeser halaman. Area yang jarang digulir akan tampak lebih terang, sementara area yang sering digulir lebih gelap. 

      Hal ini dapat membantu kamu memahami sejauh mana pengguna menjelajahi konten dan menentukan apakah konten penting ditempatkan di bagian yang sering di scroll.

      3. Mouse Tracking Heatmap

        Mouse tracking heatmap menganalisis pergerakan mouse pengguna di halaman web, dengan warna yang menunjukkan seberapa sering dan lama pointer mouse berada di area tertentu. Hal ini dapat memberikan wawasan pengguna untuk menjelajahi halaman dan meningkatkan pengalaman pengguna. 

        4. Attention Heatmap

          Attention heatmap menggabungkan data dari berbagai sumber, seperti waktu yang dihabiskan di halaman, klik, dan gerakan kursor, untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang area yang paling menarik perhatian. Heatmap jenis ini memberikan wawasan komprehensif mengenai keterlibatan pengguna dengan konten.

          Manfaat Terapkan Heatmap untuk Website

          Menggunakan heatmap dalam situs website dapat menawarkan berbagai manfaat, berupa:

          1. Mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, seperti elemen desain yang kurang efektif atau konten yang tidak menarik.
          2. Memahami perilaku dan preferensi pengunjung, sehingga kamu dapat menyesuaikan konten dan desain untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
          3. Meningkatkan keterlibatan pengguna dan durasi kunjungan yang dapat meningkatkan tingkat konversi.
          4. Meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, menjadikan situs web yang lebih mudah dinavigasi dan menyenangkan digunakan.

          Baca juga: 10 Tips Memilih Jasa Pembuatan Website yang Berkualitas

          Tools Heatmap Terbaik untuk Website

          Ada beberapa tools yang bisa digunakan untuk dapat membantu visualisasi penggunaan pada website. 

          1. Hotjar

          Hotjar merupakan alat terbaik heatmap yang berbasis cloud yang dapat memungkinkan kamu mendapatkan informasi tentang pengguna dari situs web dan perangkat seluler yang mereka kunjungi. Alat ini dapat menawarkan fitur heatmap seperti pelacakan gerakan mouse, scroll, dan ketukan. 

          2. Crazy Egg

          Crazy Egg adalah salah satu tools heatmap populer yang memiliki fitur unik bernama confetti heatmap. Fitur ini memungkinkan pemilik situs web untuk melihat interaksi pengunjung yang berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial atau pencarian online.

          3. Smartlook

          Smartlook adalah platform analisis produk yang menggabungkan sesi perekaman dan heatmap dengan analisis event. Populer di kalangan digital marketer, e-commerce, dan SEO.

          4. FullStory

          FullStory adalah alat yang banyak digunakan oleh tim pemasaran, insinyur, layanan pelanggan, dan pengembangan produk karena fokusnya pada pengalaman digital pengguna. FullStory memungkinkan analisis bug atau masalah potensial pada situs web melalui fitur peta click dan scroll.

          Baca juga: 10 Contoh Website Company Profile Inspiratif

          Panduan Penggunaan Heatmap untuk Analisis Website

          Berikut ini langkah-langkah heatmap untuk dapat menganalisis website dengan baik, yaitu:

          1. Pertama, tentukan terlebih dahulu tools analisis heatmap apa yang ingin anda gunakan untuk analisa website.
          2. Tentukan page mana yang ingin dianalisis.
          3. Pasang tracking code heatmap ke dalam website.
          4. Setelah terpasang, lakukan pengecekan apakah sudah terpasang dengan baik atau belum. Tunggu beberapa saat agar tools heatmap dapat men-generate data.
          5. Setelah ada data, lakukan analisa bagian mana dari halaman yang paling banyak diklik, di-scroll, atau dilewatin. Ada beberapa jenis heatmap yang bisa dianalisis:
            • Click Map: Menunjukkan bagian halaman mana yang paling banyak diklik oleh pengguna.
            • Scroll Map: Menunjukkan sejauh mana pengguna men-scroll halaman.
            • Move Map: Mencatat pergerakan kursor pengguna untuk menunjukkan area mana yang menarik perhatian.
          6. Lakukan identifikasi dan rencana optimasi sesuai tujuan yang ingin anda dapatkan.
          7. Lakukan pengujian A/B Testing untuk setiap optimasi yang sudah dilakukan.

          Artikel Terkait