Read Time: 4 minute(s)

Deployment Diagram: Definisi, Cara Buat, Contoh, dan Toolsnya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Definisi Deployment Diagram, Cara Buat, Contoh, dan Toolsnya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Diagram merupakan salah satu alat yang membantu para pengembang dalam merancang struktur sekaligus alur sistem mereka. 

Dalam hal ini, deployment diagram menjadi salah satu jenis diagram yang memainkan peran penting dalam mendeskripsikan bagaimana komponen software saling berinteraksi dengan komponen lainnya.

Lantas, sebenarnya apa itu deployment diagram? Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai definisi, cara membuat, contoh, hingga tools yang diperlukan dalam membuat deployment diagram.

Apa Itu Deployment Diagram?

Deployment diagram adalah salah satu jenis Unified Modeling Language (UML) diagram yang berfungsi untuk menggambarkan penempatan (deployment) komponen software dalam perangkat keras.

Dengan kata lain, diagram ini berusaha menggambarkan bagaimana perangkat keras saling terhubung dan bagaimana komponen software beroperasi di dalamnya.

Oleh karena itu, deployment diagram sangat membantu dalam menggambarkan hubungan antar komponen, seperti perangkat keras, jaringan, dan perangkat lunak dalam sistem yang kompleks.

Cara Membuat Deployment Diagram

Berikut adalah beberapa langkah dalam membuat deployment diagram:

1. Identifikasi Node dan Komponen

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat deployment diagram adalah dengan mengenali elemen (node) perangkat keras dan komponen perangkat lunak yang akan dideploy pada node.

2. Hubungkan Node dan Komponen

Setelah node dan komponen diidentifikasi, cobalah gambarkan bagaimana komponen ditempatkan pada node untuk mendeskripsikan hubungan fisik antara perangkat keras dan perangkat lunak.

3. Tentukan Komunikasi Antar Node

Coba identifikasi bagaimana komunikasi antar node lewat protokol HTTP, TCP/IP, atau mekanisme lainnya. Biasanya hubungan ini digambar melalui garis yang menghubungkan node dalam diagram.

4. Beri Informasi Tambahan

Menambahkan detail seperti software yang digunakan di setiap node serta atribut lain dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang sistem.

5. Lakukan Review dan Optimasi

Pastikan diagram deployment yang dibuat sudah mencakup semua elemen penting dan hubungan antar node terlihat jelas. Setelah selesai, lakukanlah review dengan tim pengembang untuk memastikan ketepatan.

Baca juga: Pengertian State Machine Diagram, Simbol dan Contohnya

Pentingnya Deployment Diagram dalam Pengembangan Sistem

Deployment diagram sangat penting dalam pengembangan sistem karena dapat memberi gambaran yang jelas terkait bagaimana rancangan software akan beroperasi di dalam hardware.

Berikut adalah beberapa manfaat deployment diagram:

1. Membantu Pengambilan Keputusan

Dengan diagram jenis ini, tim pengembang dan perancang software dapat menentukan jenis infrastruktur fisik mengenai apa yang dibutuhkan, seperti apakah sistem harus di-hosting di cloud, server fisik, atau di keduanya.

2. Memudahkan Pemeliharaan

Deployment diagram juga dapat memudahkan dalam memahami bagaimana komponen dalam software saling berinteraksi, sehingga pengembang dapat lebih mudah memecahkan masalah saat sistem berkembang.

3. Meminimalisir Resiko Kesalahan

Dengan penggambaran visual yang tepat, tim pengembang dapat menghindari kesalahan dalam penempatan komponen produk atau kesalahan konfigurasi yang dapat menyebabkan downtime.

Baca juga: Composite Structure Diagram (CSD): Elemen dan Cara Buatnya

Contoh Deployment Diagram

Berikut adalah contoh sederhana dari deployment diagram yang menggambarkan arsitektur aplikasi web yang berjalan di tiga lapisan:

1. Client (User Device)

Node ini mewakili perangkat pengguna, misalnya laptop atau smartphone yang digunakan untuk mengakses aplikasi web.

Pengguna berinteraksi dengan aplikasi menggunakan browser web atau aplikasi klien lainnya.

2. Application Server

Server aplikasi berfungsi sebagai tempat utama di mana aplikasi web dijalankan. Komponen utama aplikasi berjalan di server ini. Node ini juga mengelola permintaan dari client.

3. Database Server

Server ini bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola semua data aplikasi. Komponen basis data seperti MySQL, PostgreSQL, atau Oracle ada di sini, dan server aplikasi akan mengirimkan query ke server database untuk mendapatkan atau menyimpan data.

4. Jaringan (Network)

Komunikasi antara client, application server, dan database server terjadi melalui jaringan, biasanya menggunakan protokol HTTP atau HTTPS antara client dan application server, serta koneksi database (seperti SQL) antara server aplikasi dan database.

Baca juga: 10 Metode Pengembangan Sistem Paling Populer

Tools untuk Membuat Deployment Diagram

Ada beberapa alat yang digunakan untuk membuat deployment diagram dengan mudah, baik secara online maupun offline. Berikut adalah beberapa tools yang sering digunakan:

1. Lucidchart

Adalah alat diagram berbasis cloud yang mudah digunakan. Dengan fitur drag-and-drop dan daftar simbol yang lengkap, Lucidchart mendukung pembuatan deployment diagram dengan cepat dan efisien. 

2. Microsoft Visio

Adalah salah satu tools yang sudah lama digunakan untuk berbagai jenis diagram, termasuk deployment diagram. Banyak pilihan template dan simbol, memudahkan pengguna dalam menggambarkan arsitektur sistem.

3. Draw.io

Adalah alat diagram online gratis dan dapat diintegrasikan dengan Google Drive sehingga memungkinkan Anda membuat diagram deployment dengan daftar simbol UML yang lengkap dan interface yang mudah dipahami.

4. StarUML

Adalah tools khusus untuk membuat diagram UML, termasuk deployment diagram. Alat ini cocok bagi pengembang perangkat lunak yang terbiasa dengan UML dan ingin menggunakan tools yang lebih teknis.

5. Gliffy

Adalah tools yang memungkinkan Anda membuat berbagai diagram, termasuk deployment diagram. Dengan interface yang intuitif, Gliffy memudahkan pengguna pemula maupun profesional dalam membuat diagram arsitektur sistem.

Kesimpulan

Deployment diagram menjadi salah satu diagram yang penting dalam pengembangan software untuk memberi gambaran fisik terkait bagaimana aplikasi dideploy di dalam perangkat keras.

Dengan menggunakan diagram ini, pengembang bisa mengoptimalkan pengelolaan komponen, meminimalkan resiko kesalahan implementasi, serta mendokumentasikan sistem secara efisien.

Artikel Terkait