Saat ini, kebutuhan akan infrastruktur yang fleksibel dan efisien sangat diperlukan oleh perusahaan yang menjalankan beban kerja secara intensif, salah satu solusi yang sering dibahas adalah cloud bursting.
Perusahaan dapat mengatasi lonjakan sementara dalam beban kerja dengan memanfaatkan public cloud, sehingga dapat meningkatkan kapasitas infrastruktur secara sementara.
Pengertian Cloud Bursting
Cloud bursting adalah sebuah metode dalam cloud computing yang dapat digunakan untuk dapat menambah sumber daya secara otomatis ketika kebutuhan di sistem on-premises mencapai kapasitas maksimum.
Konfigurasi cloud bursting dapat menghubungkan private cloud dan public cloud untuk dapat mengatasi lonjakan kebutuhan IT.
Dengan adanya teknik ini, perusahaan dapat memanfaatkan skala dan kapasitas cloud yang luas secara sementara tanpa harus memindahkan seluruh beban kerja ke public cloud secara permanen.
Dengan begitu, pada pendekatan ini, perusahaan dapat memastikan layanannya tetap berjalan lancar tanpa adanya gangguan, sekaligus dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.
Cara Kerja Cloud Bursting
Cloud bursting dapat beroperasi dengan mengalokasikan sumber daya tambahan dari cloud publik secara otomatis ketika kapasitas on-premises dapat mencapai batas. Terdapat dua metode untuk dapat mengelola cloud bursting, yaitu:
1. Manual Bursting
Pada metode ini, tim IT akan melakukan proses provisioning dam de provisioning sumber daya dari cloud publik.
Teknik ini dapat digunakan untuk kebutuhan sementara, seperti pengembangan dan pengujian aplikasi dapat memerlukan banyak sumber daya.
Dengan begitu, melalui konsol manajemen cloud publik, tim IT dapat menambahkan sumber daya tambahan saat diperlukan dan dapat melepas kembali setelah selesai digunakan.
2. Automated Bursting
Selanjutnya, pada metode automated bursting dapat menggunakan alat khusus untuk mengotomatiskan proses provisioning dan deprovisiopning sumber daya cloud.
Tim IT akan menetapkan kebijakan yang dapat mengatur cloud bursting. Kebijakan ini dapat melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Namun, ketika indikator tersebut telah tercapai, alat cloud bursting akan otomatis menyediakan sumber daya tambahan dari cloud publik.
Setelah beban kerja menurun dan penggunaan kembali normal, sumber daya yang tidak terpakai akan dilepaskan secara otomatis untuk menghemat biaya.
Baca juga: Cloud Computing: Cara Kerja dan Keuntungannya Bagi Perusahaan
Manfaat Cloud Bursting
Terdapat beberapa manfaat dari cloud bursting, terutama dalam pengelolaan sumber daya dan biaya.
- Efisiensi Biaya. Keuntungan pertama ialah hanya dapat membayar daya tambahan saat diperlukan, sehingga bisa menghindari pengeluaran besar untuk infrastruktur yang jarang digunakan.
- Skalabilitas Tinggi. Dapat menambah kapasitas dengan cepat saat terjadinya lonjakan trafik, dapat memanfaatkan cloud publik untuk kebutuhan mendadak.
- Performa Optimal. Memastikan aplikasi dapat tetap berjalan dengan mengalihkan beban kerja ke cloud publik dan menghindari gangguan layanan.
- Fleksibilitas. Menambah atau mengurangi resource yang disesuaikan kebutuhan secara real-time, cocok untuk kebutuhan yang fluktuatif.
- Efektivitas Pengembangan. Solusi untuk menghemat biaya untuk pengembangan dan pengujian aplikasi tanpa harus membeli sumber daya permanen.
Baca juga: Regulasi Cloud Computing yang Berlaku di Indonesia
Kapan Cloud Bursting Perlu Digunakan?
Biasanya cloud bursting dapat digunakan dalam beberapa situasi, yaitu pada saat:
- Lonjakan Trafik Tak Terduga. Biasanya dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi peningkatan mendadak dalam kunjungan website, cloud bursting dapat memungkinkan pengalihan beban kerja ke cloud publik sementara.
- Peningkatan Trafik Tanpa Diprediksi. Selama acara besar, seperti peluncuran produk, cloud bursting dapat digunakan secara manual untuk menambah kapasitas menjaga performa situs tetap optimal.
- Pengembangan dan Pengujian Aplikasi. Dapat berguna saat mengembangkan atau menguji aplikasi yang membutuhkan banyak sumber daya, tanpa perlu membeli infrastruktur tambahan secara permanen.
- Optimalisasi Biaya. Dapat memungkinkan penghematan dengan hanya menggunakan sumber daya cloud publik saat dibutuhkan, menghindari biaya infrastruktur tetap yang jarang digunakan.
Contoh Kasus Penggunaan Cloud Bursting
Biasanya sebagian besar contoh dari penggunaan menunjukkan bahwa cloud bursting paling cocok digunakan untuk beban kerja yang intens atau tidak terduga. Berikut adalah contoh kasus penggunaan dalam cloud bursting.
1. Beban Puncak
Cloud bursting dapat berguna dalam prosess continuous integration dan continuous delivery (CI/CD), terutama pada saat menjelang perilisan besar-besaran.
Biasanya tim pengembang akan bekerja pada proyek secara bersamaan dan menjalankan banyak build sekaligus kebutuhan sumber daya meningkat melebihi kapasitas server lokal.
2. Permintaan Tak Terduga
Selain itu, contoh kasus yang tidak terduga biasanya digunakan untuk mengelola lonjakan traffic yang tak terduga pada platform, seperti selama masa marketing campaign.
Jika terjadinya lonjakan trafik tidak dapat diprediksi, cloud bursting dapat memungkinkan Anda menyiapkan sumber daya cadangan melalui pengelompokan manual yang digunakan selama berjalannya campaign.
Dengan demikian, cloud bursting dapat menjadi solusi ideal bagi perusahaan yang membutuhkan fleksibilitas dan efisiensi dalam menangani lonjakan beban kerja secara sementara.
Pengimplementasian cloud bursting dapat membantu bisnis beradaptasi dengan perubahan permintaan tanpa kehilangan kinerja atau uptime layanan.
Namun, dengan memanfaatkan kombinasi antara cloud privat dan publik, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas mereka secara dinamis tanpa mengorbankan biaya operasional yang besar.