Read Time: 6 minute(s)

Berpikir Desain: Tujuan, Proses, Tahapan, Manfaat, dan Contohnya

Gradient-Circles
Circles
Isi Artikel
Bagikan artikel:
Berpikir Desain Tujuan, Proses, Tahapan, Manfaat, dan Contohnya
Isi Artikel
Bagikan artikel:

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar istilah Berpikir Desain (Design Thinking)? Berpikir desain merupakan sebuah metode yang sering digunakan dalam menciptakan solusi yang kreatif dan inovatif.

Metode ini tidak hanya digunakan oleh para desainer dalam menciptakan karya, namun juga telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang karena dengan ini Anda dapat mengeksplorasi beragam ide untuk menemukan solusi terbaik.

Agar lebih memahami metode ini, simak tulisan di bawah yang akan membahas tentang pengertian berpikir desain, apa tujuannya, bagaimana proses dan tahapannya, manfaat, juga contohnya.

Pengertian Berpikir Desain

Mengutip laman website Binus, berpikir desain atau design thinking merupakan sebuah proses di mana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, serta mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengenali strategi dan solusi alternatif yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Sementara Ideou mendefinisikan berpikir desain sebagai pemikiran yang mendorong organisasi untuk fokus pada kebutuhan manusia yang mengarah pada produk, layanan, serta proses yang lebih baik.

Sederhananya, berpikir desain merupakan metode pemecahan masalah yang fokus pada kebutuhan manusia (human-centered) yang dapat membantu dalam memahami masalah secara mendalam, menciptakan ide inovatif, serta menemukan solusi yang relevan dengan pengguna.

Tujuan Berpikir Desain

Berpikir desain memiliki tujuan untuk menciptakan solusi yang inovatif dan benar-benar relevan dengan kebutuhan manusia. Sehingga metode ini tidak hanya fokus pada penyelesaian masalah namun juga memastikan bahwa solusi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Berikut adalah beberapa tujuan lain dari berpikir desain:

1. Mendorong Kreativitas

Berpikir desain dapat menjadi ruang bagi ide-ide kreatif dan inovatif karena dengan menggunakan metode ini, Anda akan berusaha untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan tanpa takut salah sehingga akan menghasilkan solusi yang berbeda dari yang pernah ada.

2. Menciptakan Solusi yang Efektif

Selain fokus pada kebutuhan pengguna, berpikir desain juga fokus untuk menghasilkan solusi praktis yang relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehingga berfungsi untuk membantu menyelesaikan masalah secara tuntas.

3. Menggabungkan Pandangan yang Berbeda

Metode ini juga bersifat inklusif karena memungkinkan kolaborasi dari berbagai perspektif baik dari tim maupun masukan pengguna sehingga dapat membantu menciptakan solusi yang beragam.

Proses Berpikir Desain

Sebagai salah satu metode inovatif untuk memecahkan masalah, proses berpikir desain tidak hanya fokus pada apa yang dibutuhkan pengguna. Ini meliputi tiga sudut pandang utama, yakni keinginan, kelayakan, dan keberlanjutan.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut bagaimana proses berpikir desain mengutip situs Ideou.

1. Keinginan (Desirability)

    Proses berpikir desain dimulai dengan memahami apa yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan oleh manusia. Dalam kata lain, metode ini berusaha melihat masalah dari sudut pandang pengguna untuk menciptakan solusi bagi mereka.

    2. Kelayakan (Feasibility)

    Kemudian, solusi yang diusulkan harus bisa diwujudkan secara teknis dalam waktu dekat yang melibatkan evaluasi apakah sumber daya teknologi yang tersedia dapat mendukung ide tersebut.

    3. Keberlanjutan (Viability)

    Proses berpikir desain yang terakhir ialah memastikan bahwa solusi dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam model bisnis. Yang mana di dalamnya memikirkan biaya, manfaat jangka panjang, dan bagaimana solusi tersebut mendukung keberlangsungan perusahaan.

    Tahapan Berpikir Desain

    Berikut ini tahapan berpikir desain agar hasil desain bisa sesuai harapan:

    1. Empathise

    Langkah pertama dalam tahap berpikir desain adalah dengan memahami kebutuhan, tantangan, dan sudut pandang pengguna. Yang mana dalam tahap ini Anda perlu berinteraksi langsung dengan pengguna untuk mengenali masalah dari sudut pandang mereka.

    Dengan begitu, solusi yang dihasilkan nantinya akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

    2. Define

    Setelah memahami pengguna, tahapan berikutnya ialah mendefinisikan masalah yang ingin diselesaikan. Masalah ini harus didefinisikan secara rinci agar memudahkan proses pencarian solusi yang penting bagi pengguna.

    3. Ideate

    Pada tahap ini, Anda diajak untuk berpikir kreatif dengan menghasilkan sebanyak mungkin ide untuk memecahkan masalah. Brainstorming pun sering diaplikasikan pada tahap ini agar lebih kritis terhadap ide-ide yang diusulkan.

    Dengan begitu, Anda dapat mengeksplorasi berbagai solusi potensial yang tak terbatas.

    4. Prototype

    Setelah ide-ide terbaik dikumpulkan, tahap selanjutnya ialah mewujudkannya dalam bentuk prototipe yang bisa berupa sketsa, model sederhana, atau simulasi yang menjelaskan bagaimana solusi bekerja.

    Tahap ini bertujuan untuk menguji ide dalam skala kecil sebelum diaplikasikan secara langsung.

    5. Test

    Dalam tahap ini, prototipe yang telah dibuat nantinya akan diuji oleh pengguna untuk mendapat masukan dan mengetahui apakah solusi tersebut efektif. Proses ini dilakukan berulang-ulang untuk menyempurnakan ide berdasarkan masukan yang diterima.

    Manfaat Berpikir Desain

    Berpikir desain bukan hanya metode kreatif untuk memecahkan masalah dan menghadirkan solusi bagi pengguna. Metode ini juga bisa mendorong kreativitas dan inovasi individu atau tim karena proses design thinking selalu mendorong eksplorasi ide baru tanpa adanya batasan.

    Dengan menerapkan design thinking, yang mana di dalamnya terdapat proses prototipe dapat membantu meminimalisir risiko gagal suatu proyek. Karena uji coba ini memungkinkan perusahaan untuk memperbaiki produk atau layanan sebelum diterapkan secara menyeluruh.

    Metode ini juga sangat fleksibel untuk diterapkan di berbagai industri sehingga memungkinkan untuk digunakan di industri kesehatan, pendidikan, layanan publik, dan lainnya untuk menyelesaikan beragam masalah.

    Selain itu, karena solusi yang dihasilkan fokus pada kebutuhan pengguna, tingkat kepuasan pelanggan cenderung akan meningkat ketika produk atau layanan yang digunakan sesuai dengan keinginan mereka.

    Contoh Berpikir Desain

    Untuk lebih memahami metode berpikir desain, coba simak contoh di bawah terkait solusi untuk meningkatkan pengalaman pengunjung di sebuah restoran.

    Bayangkan sebuah restoran mengalami keluhan dari pelanggan mengenai waktu, layanan yang lambat, dan merasa kesulitan saat memesan makanan. Dengan menerapkan design thinking, restoran tersebut akan menciptakan solusi inovatif berdasarkan proses di bawah:

    1. Empathize

    Langkah pertama yang harus dilakukan restoran ketika menghadapi masalah tersebut ialah dengan melakukan observasi atau survei (jika diperlukan) untuk memahami masalah mereka.

    Setelah diamati dan melakukan survei, didapati temuan bahwa pelanggan sering merasa tidak nyaman harus menunggu lama terlebih di jam sibuk.

    2. Define

    Di tahap ini, restoran akan mengumpulkan data dan merumuskan masalah utama, yakni pelanggan merasa tidak nyaman karena waktu tunggu yang lama dan proses pemesanan yang membingungkan.

    3. Ideate

    Dari rumusan masalah tersebut, tim internal akan melakukan brainstorming untuk menemukan ide yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Ide yang muncul:

    1. Membuat aplikasi pesan online untuk mengurangi waktu tunggu
    2. Menyediakan menu digital yang bisa diakses lewat scanner
    3. Menambah staf khusus di jam sibuk
    4. Menggunakan sistem antri berdasarkan nomor

    4. Prototype

    Setelahnya, tim internal memilih ide aplikasi pemesanan online dan menu digital untuk diuji. Yang harus dilakukan ialah:

    1. Membuat aplikasi pemesanan dengan versi sederhana
    2. Menyediakan barcode di setiap meja untuk mengakses menu digital

    5. Test

    Prototipe di atas kemudian akan diuji langsung oleh pelanggan untuk mendapat feedback dan masukan. Hasil uji coba menunjukkan:

    1. Pelanggan merasakan kemudahan karena bisa memesan makanan melalui aplikasi
    2. Adanya menu digital memudahkan mereka dalam memahami menu-menu yang tersedia
    3. Waktu menunggu berkurang

    Dengan menggunakan metode berpikir desain atau design thinking, restoran tidak hanya memahami masalah dari sudut pandang pelanggan namun juga menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan.

    Metode ini berhasil menunjukkan bahwa memahami kebutuhan pengguna atau pelanggan menjadi kunci kesuksesan jangka panjang.

    Artikel Terkait